Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada Ibu Indonesia dan kaumnya
Klikanggaran.com (04-04-2018) - Itulah bait puisi yang dibacakan oleh Sukmawati, putri Presiden pertama Republik Indonesia yang menuai banyak kecaman di beberapa kalangan umat Islam di Indonesia.
Puisi yang berjudul _Ibu Indonesia_ ini mendapat kritik pedas, karena beberapa dari bait puisi tersebut menggunakan diksi yang kurang tepat, sehingga menimbulkan emosi dan amarah umat muslim. Misal pada bait yang menyebutkan bahwa suara kidung lebih elok daripada alunan azan
Pembandingan yang disampaikan oleh Sukmawati dalam puisinya dinilai menunjukkan keberpihakannya yang terlalu subjektif. Memang benar adanya, bahwa tulisan adalah sebuah keberpihakan. Tapi, keberpihakan seorang yang baik tentu akan memikirkan apa yang nantinya akan dirasakan oleh orang lain. Artinya, masih ada nilai-nilai kesopanan yang mestinya harus dijaga.
Masih banyak yang bertanya-tanya, apa itu kidung? Sehingga ia dibanding-bandingkan dengan azan; bahkan penilaian Sukmawati menganggap bahwa kidung lebih baik daripada azan.
Menurut KBBI; kidung berarti nyanyian, lagu (syair yang dinyanyikan), serta puisi.
Ini agak sedikit berbeda dengan kidung yang dijelaskan oleh Prof Sukron Kamil, Guru Besar Sastra Banding dan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau menyebutkan bahwa kidung adalah produk dari walisongo yang merupakan hasil dialog keislaman dan keindonesiaan. Jadi menurut beliau, salah jika Sukmawati membandingkan kidung dan azan hanya karena persoalan kekhawatiran terhadap kebudayaan Islam fundamental yang berkembang pesat pada saat ini. Karena pada dasarnya, kidung sendiri adalah sebuah kebudayaan yang tidak hilang dari sarat ruh keislaman yang hadir secara implisit.
Kita menyadari betul bagaimana fluktuasi rasa nasionalisme kecintaan terhadap tanah air dua tahun terakhir menimbulkan konflik yang berujung SARA. Dimulai kasus penodaan agama yang disandungkan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kemudian kasus desas-desus hadirnya ideologi PKI kembali, pelecehan ulama, dan lain sebagainya.
Nah, dari sinilah saya pikir Sukmawati ingin menyampaikan rasa kekhawatirannya terhadap berapa porsi rasa nasionalisme yang dimiliki oleh rakyat Indonesia. Sehingga ia dengan berani membandingkan nilai-nilai yang ia anggap asli dari nusantara dan budaya Arab yang sudah mengakar di agama Islam sendiri. Sukmawati sudah terlanjur men-generalisir semua hal yang berbau Arab sebagai budaya Arab, bukan ajaran Islam. Termasuk azan yang ia sampaikan dalam bait puisi tersebut.
Mustahil kita akan mendapatkan sebuah informasi dan perubahan sosial yang benar apabila dari cara berpikir kita masih terdapat sebuah kesalahan atau ketimpangan. Dalam melihat sebuah fenomena masalah sosial, tentu kita juga berbicara cara berpikir seseorang dalam memberlakukan sebuah masalah sosial.
Oleh para ilmuwan, fenomena kesalahan berpikir ini biasa disebut dengan _intellectuall cul de sac_ yang artinya kesalahan dalam berpikir. Nah, kesalahan dalam berpikir ini juga terbagi lagi menjadi dua, yakni _intellectual cul de sac_ dan mitos. Mitos adalah sebuah informasi yang belum tentu wujud kebenarannya, akan tetapi sudah diamini dan dipercayai oleh masyarakat umum.