Kisah Letjen Pur Doni Monardo, Pangkostrad Maruli dan Ketua Kadin Arsjad: Kolaborasi Sumur Bor di Pulau Timor

photo author
- Selasa, 12 Juli 2022 | 10:13 WIB
Letjen Pur Doni Monardo, Pangkostrad Maruli Simanjuntak dan Ketua Kadin Arsjad Rasjid Meresmikan proyek Sumur Bor di Pulau Timor. (Eggy M.)
Letjen Pur Doni Monardo, Pangkostrad Maruli Simanjuntak dan Ketua Kadin Arsjad Rasjid Meresmikan proyek Sumur Bor di Pulau Timor. (Eggy M.)

Menurut Doni, persoalan air bersih menjadi pangkal berbagai masalah kesehatan di NTT, seperti tengkes atau stunting. Tengkes adalah anak dengan pertumbuhan tidak normal, baik berat maupun tinggi. Selain persoalan gizi, sanitasi masyarakat juga menjadi faktor penentu kesehatan anak. Sanitasi yang baik harus didukung dengan ketersediaan air bersih yang mencukupi.

Menurut Studi Status Gizi Indonesia 2021, NTT menjadi daerah dengan prevalensi tengkes tertinggi nasional. Dari 22 kabupaten/kota, 15 daerah berada di zona merah (prevalensi di atas 30 persen) dan 7 daerah lainnya di zona kuning (20-30 persen). Tidak ada satu pun kabupaten/kota di NTT masuk zona hijau (10-20 persen), apalagi zona biru (di bawah 10 persen).

Baca Juga: Postingan Lawas Sule tentang Nathalie Holscher Susah Diajak Senyum Jadi Kenyataan, Bagaimana Bisa?

Daerah dengan prevalensi tengkes tertinggi adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan, yakni 48,3 persen. Artinya, 48 dari 100 anak balita di daerah itu mengalami tengkes. Daerah itu memuncaki nomor satu tertinggi dari 246 kabupaten/kota di 12 provinsi yang menjadi prioritas penanganan secara nasional. Angka itu lebih dari dua kali lipat dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menoleransi pada kisaran 20 persen.

Arthur Ximenes (45), tokoh muda asal Timor Timur, mengapresiasi bantuan sumur bor yang diberikan kepada warga eks Timor Timur. Hal itu menunjukkan perhatian bagi mereka tidak surut. ”Memang di sana-sini masih ada kekurangan, tetapi kalau harap semua dari pemerintah pasti sulit karena banyak yang diurus,” kata Arthur yang sudah dua periode menjabat Kepala Desa Manusak di Kabupaten Kupang. (Egy Massadiah) (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X