opini

AL-QAHIR: Khalifah yang Menjadi Pengemis dan Dicongkel Kedua Matanya

Kamis, 25 Juli 2019 | 05:00 WIB
Khilafah






Klikanggaran.com (25-07-2019) - Setelah Khalifah ke-18 Abbasiyah, al-Muqtadir Billah, dipenggal kepalanya, maka dibai’atlah al-Qahir Billah sebagai Khalifah ke-19. Sayang, nasibnya pun berakhir tragis. Siapkan diri Anda, wahai pembaca yang budiman, untuk membaca lanjutan catatan ngaji sejarah politik Islam ini. Berat, sungguh berat membaca kekuasaan yang ditegakkan atas nama kitab suci, tapi pelaksanaannya jauh dari maslahat.





Biasanya saya mengutip dari Imam Thabari dan Imam Suyuthi. Kali ini, saya hendak mengawali ngaji kita dengan mengutip dari buku Prof Dr Hamka yang berjudul Sejarah Umat Islam. Agar jangan ada yang menuduh saya mengada-ngada atau mengira saya sengaja menjelek-jelekkan kisah khilafah ini. Kita simak langsung apa kata ulama besar Indonesia ini.





Buya Hamka menulis:





“Al-Qahir, sebagai gelarnya, yaitu gagah perkasa. Hebat dan disegani orang, lagi gampang menumpahkan darah. Sayang sekali, di samping keberaniannya, ada pula kekurangannya, yaitu loba kepada harta benda dan sangat keras siasatnya.”





Buya Hamka, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama itu melanjutkan:





“Sebaik dia mulai memerintah dengan segera disuruhnya orang merampas harta benda perempuan gundik yang selama ini bermaharajalela di dalam istana. Ibunya al-Muqtadir (Khalifah sebelumnya) pun tidak terkecuali dari penggeledahan. 60 ribu dirham uang yang didapati di tangannya, padahal negeri sedang kekurangan belanja buat tentara. Bukan main kejam hukuman yang dijatuhkan oleh al-Qahir terhadap ibu al-Muqtadir itu. Kakinya digantungkan sebelah dan yang sebelah lagi terlepas ke bawah, lalu disiksa dengan berbagai macam siksaan dan mati beberapa hari kemudian.”





Para pembaca setia ini tentu masih ingat saya kisahkan dalam tulisan sebelumnya bahwa al-Qahir ini sempat memberontak, namun dimaafkan oleh al-Muqtadir. Tapi, kemudian ketika pemberontakan yang kedua kali berhasil, al-Qahir naik ke takhta kekuasaan, namun sama sekali tidak mau memaafkan al-Muqtadir dan keluarganya. Malah keluarga al-Muqtadir diusir, disiksa, dan dibunuh dengan keji.


Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB