KLIKANGGARAN - Bagi penggemar Marvel, tentu mengenal dua nama yang tersebut dalam judul artikel ini. Ya, Clint Barton alias Hawkeye dan Natasha Romanoff alias Black Widow. Mereka tergabung dalam tim inti Avengers bersama Captain America, Thor, Hulk, dan Iron Man.
Akhir tahun lalu, Marvel merilis mini seri Hawkeye yang terdiri dari enam episode. Jeremy Renner tetap dengan kharismanya sukses memerankan Clint Barton. Dalam serial ini, Clint Barton berpartner dengan Kate Bishop yang diperankan secara apik oleh Hailee Steinfeld.
Kali ini Clint Barton tak hanya berhadapan dengan satu musuh. Salah satunya adalah Yelena Romanoff, adik kandung Natasha. Yelena menuntut tanggung jawab Hawkeye yang ia tuding sebagai penyebab kematian Natasha. Usaha keras Clint meyakinkan Yelena nyaris saja gagal.
Kita tahu bahwa dalam End Game, tidak hanya Iron Man yang berakhir, tetapi juga Black Widow. Natasha mengorbankan dirinya agar Avengers bisa mendapat salah satu batu infiniti. Hanya saja, Yelena tidak mau begitu saja percaya. Ia hanya tahu kakaknya terakhir kali bersama Clint Barton.
Jika melihat chemistry Clint dan Natasha di film, kita bisa tahu bahwa mereka saling mencintai. Clint tidak akan membiarkan orang lain menyakiti Natasha, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, jenis cinta apa itu? Sementara kita juga tahu, Clint sudah berkeluarga dengan Laura dan Natasha pun menjalin hubungan dengan Bruce Banner. Dan, baik Laura maupun Bruce, paham betul apa yang terjadi dengan Clint dan Natasha.
Well, saya sendiri menyebut hubungan mereka sebagai unconditional love. Cinta tanpa syarat. Cinta yang tidak melulu diasosiasikan dengan sepasang kekasih, cinta yang sama sekali tidak melibatkan libido. Ini murni karena kasih sayang.
Mungkin di benak beberapa orang akan muncul pendapat, “Ah, itu, kan hanya dalam film. Tidak akan terjadi di dunia nyata.”
Benarkah?
Untuk keperluan film, memang, adegan-adegan Clint dengan Natasha adalah bentuk dramatisasi. Wajar, itu untuk kepentingan estetika juga. Namun, saya amat yakin, hubungan semacam ini bisa dijumpai di mana-mana. Tanpa dramatisasi, tentunya, apalagi adat timur masih memandang aneh dan tak pantas jika ada dua orang berlainan jenis kelamin berpelukan. Oh, dan karena dogma juga.
Sebenarnya apa, sih, yang dimaksud cinta tanpa syarat? Mengapa cinta jenis ini begitu penting dalam kehidupan manusia (juga hewan dan tumbuhan)?
Pada peta level kesadaran, cinta disebutkan memiliki energi sebesar lima ratus. Ia termasuk energi yang membangun, menciptakan sesuatu, melebarkan/meluaskan kebaikan. Di level ini, hal-hal negatif langsung mendapat lawan sepadan sampai akhirnya hilang dengan sendirinya.