Bhineka adalah bangsa pelangi karena itu tidak tepat kalau disebut Ika atau Tunggul, pengakuan secara faktual bahwa kita berbangsa multy etnik dan Multi minoritas adalah sesuatu ada (being). Kenyataan hari ini menyaksikan bangunan kebhinekaan bangsa rapuh bahkan nyaris tuntuh, saatnya mesti belajar mengakui adanya fakta bangsa ini memang berbeda-beda.
Semua riu redah dan riak-riak di bangsa ini tidak jatuh dari langit, ada akar historisnya dan ironisnya persoalan-persoalan ini muncul ketika bangsa ini memilih seorang kepala negara yang orang baik dan lemah namun disuruh mengelola negara besar yang diliputi kompleksitas persoalan.
Ini juga buah dari sistem pemilih berbasis penduduk yang tidak relevan, One men, one vote dan one value, yang menempatkan seorang tukang bisa saja bisa menjadi Presiden karena suara mereka mayoritas.
Jangan heran juga jika kita telah lihat seorang Wali Kota muncul bak meteorbisa menjadi Presiden karena suara dari mayoritas. Kita juga akan menyaksikan terus panggung sandiwara Politik Identitas Suku PDIP.
Natalius Pigai 2023
Kritikus dan Aktivis Kemanusiaan