opini

Normalisasi Penggunaan Kata Aku Kamu di Jakarta

Selasa, 31 Desember 2024 | 20:35 WIB
Ilustrasi (Freepik)

KLIKANGGARAN -- Penggunaan kata "lo" dan "gue" sebagai kata ganti orang dalam percakapan sehari-hari kini semakin umum, terutama di kalangan anak muda dan masyarakat urban, seperti di Jakarta atau kota besar lainnya. Kata ini dianggap sebagai bentuk komunikasi yang santai, kasual, dan mencerminkan gaya hidup modern. Dalam konteks tertentu, penggunaan "lo" dan "gue" mampu menciptakan suasana percakapan yang lebih akrab dan tidak terlalu formal dibandingkan kata ganti seperti "kamu" atau "aku".

Namun, penggunaan kata ini tidak selalu cocok untuk semua situasi. Dalam komunikasi formal, seperti berbicara dengan orang yang lebih tua, dalam lingkungan profesional, atau saat pertemuan resmi, kata "lo" dan "gue" dapat dianggap kurang sopan. Karena itu, penting untuk menyesuaikan penggunaan kata ganti ini dengan konteks dan lawan bicara.

Di sisi lain, kata "lo" dan "gue" juga mencerminkan keragaman bahasa dalam budaya Indonesia. Hal ini menunjukkan bagaimana bahasa Indonesia mampu beradaptasi dan berkembang seiring perubahan zaman, meskipun beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai bentuk pelonggaran norma kesopanan.

Seiring perkembangan zaman, penggunaan kata baku atau kata formal mulai ditinggalkan. Pada saat ini anak muda atau yang sering kita sebut gen z mulai menggunakan kata kata tidak baku dalam percakapan sehari-hari. Khususnya di Jakarta penggunaan kata baku sudah tidak familiar bahkan terdengar aneh jika digunakan. Bahkan beberapa daerah di Jakarta sudah mulai menggabungkan bahasa Indonesia dan Inggris untuk percakapan sehari-hari.

Di Jakarta penggunaan kata “lo gue” dalam percakapan sehari-hari sudah menjadi kebiasaan, Baik dalam percakapan langsung maupun lewat chat. Saat ini penggunaan kata aku kamu justru terdengar aneh atau kurang relevan. Beberapa orang beranggapan bahwa penggunaan kata aku kamu akan membuat percakapan menjadi canggung. Bahkan ada anggapan kata aku kamu hanya untuk orang yang kita sukai khususnya untuk lawan jenis.

Menurut opini saya, penggunaan kata “lo gue” tidak sepenuhnya efektif untuk digunakan dalam sehari hari. Contohnya saat kita sedang berbicara pada orang yang lebih tua atau pada atasan kita di kantor. Penggunaan kata “lo gue” dalam pembicaraan tersebut terdengar kurang sopan. Walaupun sudah menjadi kebiasaan namun lebih baik penggunaan kata aku kamu tetap digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu.


Banyak orang-orang di luar Jakarta yang kesulitan atau kaku dalam pengucapan kata tersebut. Masih banyak orang yang memakai kata aku kamu dalam percakapan sehari-hari terutama para perantau yang ada di Jakarta. Namun, mau tidak mau para perantau tersebut harus beradaptasi di lingkungannya. Sehingga mereka terpaksa untuk ikut menggunakan kata “lo gue” dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut saya, penggunaan kata aku kamu dalam kehidupan sehari-hari di Jakarta sah-sah saja. Tidak ada yang salah dari penggunaan kata tersebut jika digunakan sebagaimana mestinya. Kecanggungan untuk menggunakan kata aku kamu harus dihilangkan. Pendengar atau lawan bicara juga harus saling menghargai satu sama lain.

Penggunaan kata “lo gue” tidak bisa dihilangkan dari kehidupan sehari-hari di Jakarta. Namun harus mengetahui kapan dan oleh siapa kata tersebut digunakan. Bagi masyarakat yang tidak terbiasa dengan kata tersebut tidak perlu memaksakan untuk ikut menggunakannya.

Penggunaan "lo" dan "gue" bisa diterima dalam konteks informal, terutama antar teman sebaya. Namun, tetap diperlukan kesadaran dan fleksibilitas dalam memilih kata ganti sesuai situasi agar komunikasi tetap sopan dan efektif.

Penulis: M.Endito Mahasiswa Teknik Elektro Unpam

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB