KLIKANGGARAN -- Media memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan modern, khususnya dalam membentuk opini politik masyarakat. Dalam era digital saat ini, media tidak hanya terbatas pada surat kabar, televisi, dan radio, tetapi juga mencakup platform online seperti media sosial, blog, dan situs berita daring.
Pengaruh media dalam politik sangat besar, karena media tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pembentuk persepsi dan pandangan publik tentang isu-isu politik.
Media sebagai Alat Penyebaran Informasi Politik
Dalam kehidupan bermasyarakat dan berpolitik, media berfungsi sebagai saluran yang memungkinkan publik untuk memperoleh informasi mengenai kebijakan pemerintah, kegiatan politik, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia internasional. Melalui media, masyarakat dapat mengetahui berbagai isu terkait politik yang beredar, visi partai politik atau calon pejabat yang akan dipilih.
Baca Juga: Transformasi KBBI ke Digital: Mengukuhkan Bahasa Indonesia di Era Modern
Namun, media tidak hanya menyampaikan fakta-fakta politik secara objektif. Pilihan dalam menyajikan berita, framing atau pengemasan isu, serta seleksi informasi yang ditampilkan bisa mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang suatu isu atau peristiwa politik.
Sebagai contoh, pemberitaan yang memfokuskan pada sisi negatif suatu kebijakan atau tokoh politik tertentu dapat membentuk opini publik yang tidak seimbang, publik dapat beranggapan negatif akibat isu politik yang beredar.Begitu juga dengan pemberitaan yang lebih menonjolkan pencapaian atau kelebihan pihak tertentu.
Dengan demikian, media memiliki potensi untuk membentuk pandangan politik masyarakat, apakah itu mendukung atau menentang suatu kebijakan atau figur politik.
Pengaruh Media Sosial dalam Membentuk Opini Politik
Di era digital, media sosial telah menjadi kekuatan besar dalam membentuk opini politik. Platform seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube memberikan ruang bagi individu untuk berbagi informasi, berinteraksi, dan membentuk opini secara langsung.
Media sosial memungkinkan orang untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Pengguna media sosial dapat mengikuti akun-akun yang memiliki pandangan politik serupa dengan mereka, atau bergabung dalam kelompok diskusi yang memperdebatkan berbagai isu politik.
Namun, di balik kebebasan informasi yang ditawarkan, media sosial juga memiliki dampak negatif terhadap pembentukan opini politik. Salah satu masalah utama adalah fenomena "echo chamber" atau ruang gema, di mana pengguna hanya terpapar pada informasi yang mendukung pandangan mereka dan menghindari pandangan yang berbeda.
Hal ini mengarah pada polarisasi politik yang semakin tajam, di mana masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok dengan opini yang saling bertentangan dan sulit untuk berdialog secara konstruktif.
Selain itu, hoaks dan disinformasi sering kali beredar dengan cepat melalui media sosial yang diakibatkan oleh opini beberapa pihak saja yang dapat menyesatkan masyarakat dan membentuk opini yang tidak berbasis pada fakta yang benar.