KLIKANGGARAN -- Rusia kembali menarik perhatian dunia dengan peluncuran rudal hipersonik terbaru, Oreshnik, yang diumumkan langsung oleh Presiden Vladimir Putin pada Kamis (21/11/2024).
Senjata ini digadang-gadang sebagai pencapaian besar dalam teknologi persenjataan modern Rusia dan diproyeksikan memiliki dampak signifikan terhadap dinamika konflik Ukraina dan keamanan global secara keseluruhan.
Dengan kecepatan luar biasa dan presisi tinggi, Oreshnik tidak hanya menjadi senjata baru bagi Rusia tetapi juga simbol kebangkitan kekuatan teknologi militernya. Berikut adalah rincian mengenai rudal ini dan potensi dampaknya:
Teknologi Baru, Bukan Sekadar Pemutakhiran
Berbeda dengan anggapan bahwa Oreshnik adalah hasil modifikasi sistem era Soviet, Putin menegaskan bahwa rudal ini sepenuhnya merupakan produk teknologi modern Rusia.
Ia menyebutnya sebagai bagian dari visi “Rusia Baru” setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. “Rudal ini dibangun berdasarkan inovasi terkini yang sepenuhnya independen dari teknologi luar,” kata Putin.
Kecepatan Hipersonik dan Presisi yang Mematikan
Oreshnik dirancang untuk menempuh kecepatan hingga Mach 10—sekitar 12.200 km/jam—membuatnya hampir mustahil dicegat oleh sistem pertahanan rudal konvensional.
Dengan presisi tinggi dan kekuatan destruktif, rudal ini disebut mampu menyamai efektivitas senjata strategis jika digunakan secara massal.
Putin menegaskan, “Tidak ada sistem pertahanan rudal di dunia yang mampu menghadapi Oreshnik, termasuk yang digunakan di Eropa Barat.”
Keunggulan ini menjadikannya ancaman serius dalam konflik militer modern.
Penggunaan Perdana dan Implikasi pada Konflik Ukraina
Oreshnik pertama kali digunakan dalam pertempuran pada 21 November 2024, menyerang fasilitas pertahanan strategis Ukraina di Dnipro.
Sasaran utama adalah kompleks industri Yuzhmash, pusat produksi peralatan rudal warisan era Soviet.
Artikel Terkait
Proyeksi Kemenangan Trump dalam Pilpres AS Telah Memperkuat Nilai Dolar di Pasar Keuangan
Ini Janji Donald Trump usai Menang Pilpres 2024 Kalahkan Kamala Harris
Gedung Putih Gelar Pertemuan Darurat Terkait Peretasan Terburuk dalam Sejarah AS
Pesawat Nirawak Tak Dikenal Terdeteksi di Dekat Pangkalan Udara Strategis Inggris
Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu: Respons Dunia yang Beragam