Dampak Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Muda

photo author
- Sabtu, 28 Juni 2025 | 21:14 WIB
Ilustrasi (Istimewa)
Ilustrasi (Istimewa)

KLIKANGGARAN -- Media sosial kini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan anak muda. Setiap hari, mereka menghabiskan waktu berjam-jam untuk berinteraksi di berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp. Kebiasaan ini secara tidak langsung mempengaruhi cara mereka berbahasa dalam kehidupan sehari-hari.

Di satu sisi, media sosial memberikan ruang yang luas untuk anak muda mengekspresikan ide dan perasaan. Mereka bisa menulis status, membuat komentar, atau membuat video dengan narasi yang mereka susun sendiri. Aktivitas ini tentu saja bisa melatih kemampuan menulis dan berbicara secara kreatif.

Namun, penggunaan bahasa di media sosial sering kali tidak mengikuti aturan bahasa yang benar. Anak muda terbiasa menggunakan singkatan, bahasa campuran, dan slang yang terkadang sulit dipahami. Hal ini menyebabkan mereka menjadi kurang terbiasa dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Baca Juga: Sigma, Rizz, dan Hilangnya Tata Bahasa

Penggunaan kata-kata tidak baku dan struktur kalimat yang asal-asalan menjadi hal umum. Bahkan dalam situasi formal, banyak anak muda tetap membawa gaya bahasa media sosial mereka. Akibatnya, kemampuan menulis formal dan akademik menjadi lemah dan kurang terasah.

Selain itu, media sosial mendorong pola komunikasi yang serba instan. Mereka terbiasa merespons pesan dengan cepat dan sering tanpa memikirkan struktur kalimat atau makna yang tepat. Budaya ini membuat proses berpikir kritis dalam menyusun kalimat menjadi terpinggirkan.

Anak muda juga lebih suka menulis singkat dan langsung ke inti pesan tanpa pengembangan ide. Ini terlihat dari kecenderungan mereka menulis caption atau komentar tanpa struktur yang jelas. Jika dibiarkan, hal ini bisa berdampak pada kemampuan mereka dalam menulis esai atau karya ilmiah.

Baca Juga: Kehilangan Identitas Bahasa dalam Era Digital: Dampak Media Sosial terhadap Kemampuan Berbahasa Anak Muda

Walau begitu, media sosial tidak sepenuhnya membawa dampak buruk bagi perkembangan bahasa. Beberapa anak muda yang aktif menulis blog, membuat konten edukatif, atau berdiskusi di forum daring justru mengalami peningkatan dalam kemampuan berbahasa. Mereka belajar memilih diksi, menyusun argumen, dan menyesuaikan bahasa dengan audiens mereka.

Dengan bimbingan yang tepat, media sosial bisa menjadi sarana pembelajaran bahasa yang menarik dan relevan. Guru dan orang tua dapat mengarahkan anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Literasi digital dan literasi bahasa seharusnya berjalan seiring agar manfaat media sosial dapat dioptimalkan.

Penting juga untuk menanamkan kesadaran akan penggunaan bahasa yang tepat sesuai konteks. Anak muda perlu diajarkan bahwa ada perbedaan antara bahasa untuk media sosial dan bahasa untuk keperluan formal. Dengan begitu, mereka dapat menyesuaikan cara berbahasa sesuai situasi yang dihadapi.

Baca Juga: Soal Penunjukan Marketplace Sebagai Pemungut PPh, Begini Kata Kemenkeu

Secara keseluruhan, media sosial memberikan dampak ganda terhadap kemampuan berbahasa anak muda. Di satu sisi ia mendorong kreativitas, tetapi di sisi lain bisa menurunkan kualitas bahasa jika tidak digunakan dengan bijak.

Oleh karena itu, diperlukan pengawasan, edukasi, dan kesadaran agar anak muda tetap mampu berbahasa dengan baik dan benar di era digital.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ratih Sugianti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X