Media Sosial: Jembatan Kreativitas atau Jurang Kemampuan Bahasa Anak Muda?

photo author
- Rabu, 25 Juni 2025 | 20:56 WIB
ilustrasi (Freepik)
ilustrasi (Freepik)

KLIKANGGARAN -- Di era digital yang semakin pesat, media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter (kini X), dan WhatsApp telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari generasi muda Indonesia.

Platform-platform ini bukan sekadar sarana hiburan atau komunikasi, tetapi juga menjadi ruang dimana identitas linguistik, ekspresi budaya, serta kreativitas berkembang dengan dinamis.

Namun, di balik pesatnya perkembangan ini, muncul sebuah pertanyaan penting: apakah media sosial lebih berfungsi sebagai jembatan yang memperkaya bahasa dan ekspresi anak muda, atau justru menjadi jurang yang menggerus kemampuan berbahasa mereka, khususnya dalam ranah formal dan akademik?

Salah satu dampak positif yang dapat diamati adalah munculnya kosakata baru serta kreativitas dalam penggunaan bahasa. Melalui media sosial, lahirlah banyak neologisme dan istilah gaul yang kini lekat di telinga masyarakat, seperti "santuy", "mager", atau kata-kata pinjaman dari bahasa asing seperti “rizz” dan “sigma” yang cepat menyebar di kalangan remaja.

Kemampuan anak muda dalam menciptakan atau mengadopsi istilah-istilah ini mencerminkan adanya kreativitas linguistik yang aktif. Dalam proses komentar, membuat konten, atau membalas pesan, mereka secara tak langsung terus bereksperimen dengan gaya bahasa dan struktur kalimat, sehingga terjadi dinamika perkembangan bahasa yang lincah dan penuh warna.

Baca Juga: Inilah Sosok KH. Aceng Abdul Mujib alias Ceng Mujib, Viral di Media Sosial Usai Memaki Kang Dedi Mulyadi

Lebih dari itu, media sosial juga menjadi wadah pembelajaran informal dan peningkatan literasi digital. Banyak akun edukatif yang kini menyediakan konten berisi pembahasan tata bahasa Indonesia yang benar, termasuk sesuai kaidah PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Hal ini secara tidak langsung membantu meningkatkan kesadaran berbahasa secara baik dan benar. Selain itu, karena dunia maya tidak mengenal batas geografis, para pengguna juga mendapatkan paparan kosakata asing secara langsung dari berbagai bahasa.

Proses ini mendukung kemampuan bilingual atau bahkan multilingual di kalangan anak muda, menjadikan mereka lebih fleksibel dalam berkomunikasi di berbagai konteks.

Di sisi lain, ada pula upaya pelestarian bahasa daerah yang justru didorong oleh media sosial. Beberapa konten kreator memproduksi video dengan menggunakan bahasa ibu mereka, seperti bahasa Jawa, Sunda, Batak, atau Bugis, dan menjadikannya sebagai konten menarik yang disukai banyak orang.

Fenomena ini tidak hanya melestarikan kekayaan linguistik Indonesia, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi.

Namun sisi negatif dari media sosial juga membawa sejumlah tantangan serius terhadap kemampuan bahasa anak muda. Salah satu kekhawatiran utama adalah terjadinya degenerasi dalam tata bahasa dan ejaan.

Tren penggunaan bahasa “alay” seperti mengganti huruf dengan angka, menyingkat kata secara berlebihan, serta mencampuradukkan bahasa Indonesia dan bahasa asing secara serampangan menjadi fenomena yang marak terjadi.

Kekeliruan penggunaan kata depan “di”, kesalahan penulisan huruf kapital, serta hilangnya tanda baca yang tepat, semakin membuat kemampuan bahasa formal tergeser oleh kebiasaan menulis informal yang keliru.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X