Meningkatkan Minat Menulis Puisi Sebagai Antisipasi Di Tengah Maraknya Gangguan Kesehatan Mental Pada Generasi Z

photo author
- Jumat, 21 Februari 2025 | 13:48 WIB
Ilustrasi (Freepik)
Ilustrasi (Freepik)

4. Lebih peduli terhadap isu sosial dan politik Menurut penelitian dari Edelman, sekitar 70% dari Generasi Z di seluruh dunia mengatakan mereka terlibat dalam isu sosial atau politik. Akan tetapi, hal ini juga membuat Gen Z terpapar secara intensif pada berbagai isu sensitif.

Contohnya seperti perang, kekerasan, konflik politik, rasisme, dan masalah-masalah sosial lainnya yang sering kali belum terselesaikan oleh 4 pemerintah. Lingkungan politik dan sosial yang tidak stabil dapat memperburuk kecemasan dan juga mendorong pikiran pesimis dari Gen Z.

5. Ketidakpastian masa depan Generasi Z tidak hanya menghadapi tantangan dalam isu-isu sosial dan politik, tetapi juga dari perubahan yang cepat dalam masyarakat dan teknologi. Kemajuan Artificial Intelligence (AI) yang mengancam pekerjaan tradisional dan kesulitan mendapatkan pekerjaan, menambah tekanan psikologis pada mereka yang baru memasuki dunia kerja.

Masa remaja khususnya bagi Generasi Z merupakan periode yang penuh tantangan dalam hal kesehatan mental. Perubahan hormonal, tekanan sosial media, perbandingan diri dengan orang lain, dan masalah dalam hubungan interpersonal dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan mood lainnya.

Menulis puisi dapat menjadi bentuk pelarian yang sehat dari tekanan kehidupan sehari-hari. Dengan fokus pada kata-kata dan irama, pikiran dapat teralihkan dari masalah yang sedang dihadapi. Melalui proses menulis puisi, remaja dapat lebih memahami perasaan dan pikiran mereka sendiri. Ini membantu mereka untuk mengenali pola pikir dan emosi yang sering muncul.

Puisi menjadi wadah bagi Generasi Z untuk mengekspresikan berbagai emosi kompleks yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata sehari-hari. Baik itu kesedihan, kebahagiaan, marah, atau kecemasan, semua emosi dapat dituangkan dalam bentuk puisi. Menulis puisi dan membagikannya dengan orang lain dapat meningkatkan kepercayaan diri.

Proses menulis puisi dapat memperkaya kosakata dan meningkatkan kemampuan bahasa, mendorong remaja untuk berpikir kreatif dan mencari kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan ide-ide mereka. Melalui puisi, siswa dapat merasa terhubung dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, ini dapat mengurangi perasaan kesepian dan terisolasi.

Puisi muncul sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Menulis puisi memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan emosi mereka, memahami diri sendiri dengan lebih baik, dan membangun kepercayaan diri. Selain itu, puisi juga dapat menjadi sarana untuk terhubung dengan orang lain dan menciptakan komunitas yang suportif.

Penulis: Sabri Koebanu (Dosen Sastra Indonesia Unpam)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X