KLIKANGGARAN -- Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia bisnis. Salah satu sektor yang merasakan dampak signifikan dari perkembangan ini adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Teknologi tidak hanya memengaruhi cara UMKM menjalankan operasional bisnis, tetapi juga secara langsung berdampak pada pengelolaan keuangannya.
Pertanyaannya, apakah semua pengaruh tersebut sepenuhnya positif, atau ada pula tantangan yang perlu dihadapi oleh pelaku usaha? Salah satu dampak positif terbesar dari teknologi terhadap UMKM adalah kemudahan dalam mengelola keuangan. Dengan hadirnya berbagai aplikasi dan perangkat lunak akuntansi, pelaku usaha kini dapat mencatat pemasukan dan pengeluaran dengan lebih rapi dan terstruktur.
Misalnya, teknologi berbasis cloud memungkinkan data keuangan disimpan secara digital, sehingga dapat diakses kapan saja dan di mana saja tanpa khawatir kehilangan dokumen fisik. Kemajuan dalam teknologi finansial (fintech) juga memberikan keuntungan besar. Akses terhadap layanan perbankan dan pembiayaan kini semakin luas berkat platform seperti dompet digital, aplikasi pinjaman online, dan sistem pembayaran nontunai.
Inovasi ini mempermudah UMKM dalam mengelola arus kas, mempercepat proses transaksi, dan bahkan memperoleh modal usaha dengan lebih mudah. Selain itu, teknologi memungkinkan peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan UMKM. Melalui pencatatan digital, setiap transaksi dapat dilacak dengan jelas, sehingga memudahkan pelaku usaha memahami kondisi keuangan mereka secara real-time.
Transparansi ini juga menjadi nilai tambah bagi UMKM yang ingin mengajukan pinjaman, bekerja sama dengan investor, atau menjalin kemitraan strategis dengan pihak lain. Meski menawarkan banyak manfaat, adopsi teknologi di kalangan UMKM tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satunya adalah rendahnya literasi digital.
Tidak semua pelaku UMKM terbiasa dengan teknologi, terutama mereka yang selama ini masih menggunakan metode manual dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan. Proses adaptasi ini sering kali terasa sulit dan membutuhkan waktu. Kendala lainnya adalah biaya.
Walaupun banyak solusi teknologi yang relatif terjangkau, beberapa UMKM merasa terbebani dengan biaya langganan perangkat lunak atau pembelian perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan sistem baru. Hal ini menjadi hambatan, terutama bagi usaha kecil yang modalnya terbatas. Untuk mengatasi tantangan ini, berbagai pihak dapat berperan aktif mendukung UMKM dalam memanfaatkan teknologi.
Pemerintah, misalnya, dapat memperluas program pelatihan literasi digital bagi pelaku usaha. Dengan pemahaman yang lebih baik, UMKM dapat melihat manfaat nyata dari teknologi dan belajar cara menggunakannya dengan efektif. Di sisi lain, institusi keuangan dan penyedia teknologi dapat menawarkan solusi yang lebih ramah bagi UMKM, baik melalui paket berlangganan dengan harga terjangkau maupun program subsidi untuk perangkat keras.
Pendampingan dan konsultasi secara langsung juga akan membantu pelaku usaha mengatasi kesulitan teknis yang mereka hadapi. Kemajuan teknologi telah membuka banyak peluang bagi UMKM, terutama dalam pengelolaan keuangan. Dengan teknologi, pelaku usaha dapat bekerja lebih efisien, meningkatkan transparansi, dan mengambil keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang akurat.
Namun, tantangan seperti rendahnya literasi digital dan keterbatasan biaya masih menjadi penghambat. Dengan dukungan dari pemerintah, swasta, dan masyarakat, UMKM memiliki peluang besar untuk bertransformasi secara digital. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal, tetapi juga membuka peluang mereka untuk bersaing di pasar global.
Pada akhirnya, kolaborasi dan komitmen yang kuat dari semua pihak adalah kunci agar teknologi benar-benar menjadi pendorong utama pertumbuhan UMKM.
Penulis: Oki Kurnia (Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Unpam)
Artikel Terkait
Tahun 2024, Disdukcapil Lutra Layani 105.989 Permintaan Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Maraknya Bahasa Gaul : Bagaimana Masa Depan Bahasa Indonesia?
Pudarnya Kaidah Berbahasa Indonesia di Kalangan Muda Masa Kini
Pro Kontra Penggunaan Bahasa Gaul
Pentingnya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Harapan SAHI Pelaksanaan Haji 2025/1446 H Semakin Berkualitas
Profesionalisme Kepolisian Jepang: Inspirasi untuk Dunia
H+7 Nataru, 1.4 Juta Pemudik dan 95 ribu kendaraan Melintasi Pelabuhan Pelindo
Terkait Identitas Pelaku Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang, Ini Kata Polisi
Inilah Sosok Chul Su, Boneka Baru yang Muncul di Akhir Film Squid Game 2, Siapa Sebenarnya?