Nurani Publik: Tanda Harapan di Tengah Krisis Keteladanan

photo author
- Sabtu, 7 Desember 2024 | 07:27 WIB
Gus Miftah (Tangkap Layar)
Gus Miftah (Tangkap Layar)

Betul, mungkin ada kekurangan dan kelamnya realita sosial kita, tetapi setidaknya, kita masih bisa menemukan secercah nurani yang bertahan.

Siapa sangka, dari dunia maya yang penuh riuh, kita bisa belajar bagaimana situasi bisa berubah dalam sekejap, dan siapa yang dulu dianggap tak berarti bisa meraih kemuliaan, meski hanya melalui keputusan publik yang tidak diduga-duga.

Nurani publik ternyata masih ada, meski harus sering berteriak di ruang yang ramai.

Artikel ini merupakan sebuah opini yang ditulis oleh K.H. Jamaluddin F. Hasyim, Ketua KODI Jakarta; Redaksi telah melakukan pengeditan seperlunya, tetapi isi artikel ini tidak mencerminkan ekspresi dan kebijakan klikanggaran.com

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X