Psikologi Sastra: Sebagai Masalah Manusia yang Melukiskan Potret Jiwa

photo author
- Rabu, 6 Maret 2024 | 20:19 WIB
Ilustrasi (dok)
Ilustrasi (dok)

Konteks tersebut menunjukkan bahwa masyarakat peneliti lebih menyukai studi sosio-budaya, Masyarakat lebih merasa akrab dengan kajian perspektif sosial-budaya daripada dengan kajian perspektif psikologi dan filsafat lebih banyak mengarahkan fokus pada wilayah dunia dalam.

Selain itu, peneliti terkadang tidak mau meneliti dunia dalam sebab takut dengan mitos bahwa orang-orang belajar tentang dunia dalam adalah orang-orang yang memang memiliki masalah dengan dunia normal.

Penulis: Amilia Dwi Astuti (Mahasiswa Sastra Indonesia Unpam)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X