Nyanyian tradisional, seperti tembang, dangdut, atau lagu-lagu daerah, juga menjadi objek kajian sastra lisan yang penting. Melalui nyanyian ini, masyarakat menyampaikan cerita, nilai-nilai, dan emosi mereka dengan nada dan lirik yang khas.
Pantun, dengan irama dan rima yang khas, sering digunakan dalam berbagai acara sosial untuk menghibur atau menyampaikan pesan-pesan tertentu. Buku seperti "Pantun Melayu Redaksi Balai Pustaka" menjadi contoh nyata dari keberlanjutan pantun sebagai bentuk sastra lisan yang masih relevan hingga saat ini.
Dengan cakupan yang luas dan kedalaman yang kaya, objek kajian sastra lisan Indonesia menawarkan beragam kesempatan bagi para peneliti dan penggemar sastra untuk menjelajahi serta menghargai warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Penulis: Via Octaviana Mahasiswa Sastra Indonesia Unpam
Artikel Terkait
Novel Tapak Jejak, Fiersa Besari: Melintasi Keberagaman Budaya Indonesia dalam Petualangan Sastra
Tokoh Nyong Dalam Film Galaksi Turut Menjaga Eksistensi Karya Sastra Patun
Inilah Tujuan Prodi Sastra Indonesia Unpam Adakan FGD dengan Sastra UNY !!
Kuatkan Kurikulum BIPA, Program Studi Sastra Indonesia UNPAM Melakukan Studi Banding ke INCULS UGM
Inilah Rumusan Kerjasama antara Fakultas Sastra dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten