KLIKANGGARAN-- Penurunan harga PCR beberapa waktu lalu cukup memberikan kabar baik bagi orang yang sering melakukan perjalan jarak jauh.
Walaupun masih mengundang kritikan dari beberapa pihak karena harga PCR ini masih di atas negara lain, namun penurunan tersebut cukup meringankan.
Biaya yang sebelumya mencapai 1,2 juta rupiah mengalami penurunan sehingga biaya PCR saat ini menjadi 300 ribu rupiah.
Bagi siapapun yang memerlukan PCR dalam perjalanannya diharapkan tidak terlalu terbebani dengan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, merasa ada yang tidak beres dengan mahalnya biaya PCR ini.
"Di India saja bisa Rp200 ribu, kenapa di Indonesia tidak bisa," ujarnya.
Immanuel mengatakan bahwa satu setengah tahun lalu harga PCR mahal, bahkan pernah di atas Rp1,2 juta di awal pandemi. Sekarang terbongkar, semua ada kongsi pengusaha dan politisi cari cuan.
Pria yang akrab disapa Noel ini menegaskan apabila ada menteri yang terlibat, maka menteri itu harus mundur.
Baca Juga: Erdogan Tidak Akan Hadiri COP26 dan Menuduh Inggris Gagal Memenuhi Standar Protokol Keamanan
Noel mengakui bahwa dia memiliki data keterlibatan menteri, dan beruntung Indonesia memiliki Jokowi yang cepat tanggap menurunkan harga PCR hingga di bawah Rp300 ribu.
"Dari kepala sampai ekor harus tanggung jawab. Siapa pun yang memiskinkan rakyat terdampak pandemik harus dihukum mati. Saya akan kawal itu apa pun risiko," tegas Noel, dikutip Viva.co.id.***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
Artikel Terkait
Jangan Lupa ya, Mulai 26 Oktober Beli Tiket KA Wajib Gunakan NIK
Lab yang Terapkan Tarif PCR di atas Rp275 Ribu atau Rp300 Ribu akan Diberi Sanksi
Harga PCR Turun, Mungkin nggak, Dihilangkan dari Syarat Penerbangan?
Halo Warga Depok, Kawasan Depok Lama akan Dijadikan Tujuan Wisata Sejarah, Heritage Depok Lama
Kang Ben: Janggal Kebijakan Membawa Limbah B3 Blok Rokan ke Pulau Jawa
Kemenag Siapkan Haji dan Umrah secara Profesional, Inklusif, dan Tidak Diskriminatif, Apa Maksudnya?
KPAI: Kekerasan di Sekolah Terus Terjadi baik Dilakukan Peserta Didik maupun Pendidik