Meski memuji langkah-langkah sang Menkeu, Mahfud mengingatkan publik agar tetap sabar menunggu hasil nyata dari berbagai kebijakan yang baru berjalan satu bulan ini.
“Ingat, ini bagus sampai saat ini. Berikutnya nanti kita nilai kembali, kita berharap dia tetap seperti ini,” tambahnya.
Mahfud menegaskan bahwa keberanian dan kreativitas Purbaya adalah awal yang baik, tetapi stabilitas dan hasil konkret baru bisa terlihat dalam beberapa bulan mendatang.
Gagasan Fiskal Tanpa Naikkan Pajak
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud mengapresiasi pendekatan ekonomi Purbaya yang berorientasi pada pertumbuhan tanpa membebani rakyat melalui pungutan baru.
“(Dulu) Kalau perlu apa, pajak. Kalau ini kan enggak, misalnya bilang stimulasi pertumbuhan ekonomi dengan diberikan dana, pajak naik sendiri. Nggak usah cari-cari pajak lagi, kan gitu bagus bagi orang awam seperti saya,” paparnya.
Menurut Mahfud, ide Purbaya itu memberi sinyal perubahan paradigma di sektor keuangan negara — dari model yang menekan rakyat menuju model yang mendorong produktivitas ekonomi.
Bersih-bersih dan Perlawanan terhadap Korupsi
Mahfud juga menyoroti langkah Purbaya dalam memberantas penyimpangan di tubuh keuangan negara.
Ia menilai, serangkaian kebijakan tegas Menkeu dalam satu bulan pertama sudah menunjukkan arah perlawanan terhadap praktik korupsi.
“Semuanya (bagus). Itu menggambarkan perlawanan terhadap korupsi, bahwa dia akan memberantas korupsi,” tegas Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menyebut langkah Purbaya seperti mengejar 200 pengemplang pajak, memerintahkan penindakan terhadap importir ilegal, hingga memotong anggaran Kementerian/Lembaga yang tidak terserap adalah sinyal reformasi nyata.
Selain itu, Purbaya juga diketahui melakukan inspeksi mendadak ke Bank BNI dan Bank Mandiri, dua dari lima bank Himbara yang menerima dana pemerintah sebesar Rp200 triliun.
Mahfud menilai, tindakan tersebut adalah bentuk ketegasan dalam mengawasi perputaran uang negara.