Meski mengalami pengalaman pahit, Mahfud menilai MBG adalah program baik yang tetap harus dijalankan. Hanya saja, ia menuntut perbaikan serius agar tujuan mulia meningkatkan gizi anak tidak berbalik menjadi masalah besar.
“Ini harus diteliti lagi apa masalahnya. Program MBG gratis ini adalah satu program yang paling bagus, mulia,” ujarnya.
Cerita Mahfud ini sejalan dengan data yang dipaparkan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hidayana, dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI. Hingga 30 September 2025, tercatat 6.457 orang menjadi korban keracunan MBG di berbagai wilayah.
Sanitasi Dapur Jadi Titik Lemah
Dadan menyoroti lemahnya standar sanitasi di dapur penyedia makanan MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Dari kejadian di berbagai tempat, tampak juga bahwa belum semua air di SPPG memiliki sanitasi yang baik. Sehingga memang kemudian Pak Presiden memerintahkan agar di seluruh SPPG dibutuhkan alat sterilisasi,” ungkap Dadan.
Sebagai langkah cepat, BGN mewajibkan penggunaan air galon untuk memasak dan penyaringan khusus bagi air pencuci peralatan.
Namun, ia menegaskan, solusi jangka panjang tetap perlu dilakukan agar program MBG benar-benar aman bagi anak-anak.**
Artikel Terkait
BGN Tutup Dapur SPPG Penyebab Keracunan MBG, Bentuk Tim Investigasi Khusus dan Perketat Verifikasi
Gelombang Keracunan MBG Sampai Sumedang: Puluhan Siswa Jadi Korban, Polri hingga DPR Desak Pengawasan Ketat Keamanan Menu Sekolah
Prabowo Tegaskan Evaluasi Dugaan Keracunan MBG: Panggil Kepala BGN, Ingatkan Kasus Tak Boleh Dipolitisasi
Inilah Alasan Prabowo Panggil Kepala BGN Usai Kasus Keracunan MBG, Pemerintah Ingatkan Tujuan Mulia Pemenuhan Gizi Anak Bangsa
Masih tentang Sorotan MBG, Terbaru, Wartawan Diduga Dianiaya Oknum Pegawai SPPG Saat Liput Keracunan MBG di Pasar Rebo, Polisi Terima Laporan