KLIKANGGARAN-- cerita mistis Bali ini berdasarkan cerita nyata seorang cenayang teman saya, untuk mempermudah cerita saya akan menuliskan dengan bahasa “saya”.
Sudah tujuh tahun terakhir ini mata batin saya terbuka, jika harus menuliskan bagaimana mulanya hingga semua menjadi demikian, cerita mistis di Bali ini akan terlalu panjang, suatu saat saya akan ceritakan bagaimana saya sampai di titik ini.
Pembaca Ceita Mistis di Bali, Saya hidup di Bali walaupun karena pekerjaan, saya sering kali harus ke Jawa dalam waktu yang cukup lama. Saya seorang pembaca tarot, seorang healer dan terbiasa membantu teman saat ada yang kesurupan. Berkomunikasi dengan mahluk gaib sudah menjadi keseharian saya. Di rumah yang saya tinggali, saya punya satu kamar khusus untuk IBU (saya panggil IBU kepada Roh gaib yang selalu bersama saya) ada yang mengartikan saya seorang pengiring. Ada yang menyebut saya cenayang, dan teman terdekat saya memberi julukan saya Suketi.
Baca Juga: Tewasnya Novia Widyasari, Habiburokhman: Randy Bagus Harus Dijerat Pasal Berlapis
Ceita Mistis Bali. Siapa Suketi? Hahaha… itu nama Sundel Bolong, dalam sebuah film yang dimainkan oleh Bunda Suzana. Kebiasaan saya yang lebih sering memakai jarik daripada celana panjang atau rok, dan kesukaan saya pada warna hitam untuk riasan mata. Membuat saya makin terlihat mistis. alhasil nama Suketi menjadi panggilan sayang teman teman terdekat saya.
Saya perempuan pecinta kretek dan wangi melati, rasa melati dan wanginya saat dikunyah itu bikin nagih! Makin kuatlah kesan mistis dalam diri saya. Padahal sejujurnya tidak ada hubungannya sama sekali. Ini memang kebiasaan sejak lama, dari saya belum mengenal IBU.
Dulu sebelum saya menempati rumah yang saya sewa, saya tinggal di kost, namanya juga kost kecil dengan satu kamar, saat itu awal saya benar- benar “sadar” ada IBU di samping saya, saya siapkan satu kursi Betawi dengan meja kecil, diatas meja itu saya siapkan ubo rampe kesukaan IBU. Ada kopi pahit, dupa, bunga dan rokok. Tidak ada seorangpun yang berani duduk di kursi betawi milik IBU, pun saya. Di bawah kursi IBU saya siapkan speaker kecil, untuk apa? Setiap saya wedangin (siapkan kopi dan ubo rampe) IBU, saya pasti putarkan gending macopat kesukaan IBU. Ya, segitu dekatnya saya dengan IBU.
Sejak ada IBU, pantang bagi saya tidur sendirian, mengapa? Detik detik IBU datang adalah detik detik yang mencekam untuk saya. Mendadak aroma melati kuat di sekitar saya. Saat tercium aroma wangi itu, saya tahu, itu saatnya IBU akan datang.
Ada dua hal yang mungkin terjadi saat IBU datang, bisa saja IBU hanya akan memberi pesan dengan bertutur atau IBU akan masuk dan duduk dengan raga saya. Ya… kalau istilah umumnya kesurupan. DI Bali istilah ini menjadi kelinggihan (menjadi tempat linggih yang gaib)
Saat saya sendirian di kost, apa yang saya lakukan? Sebelum teman saya pergi, saya akan menyalakan dupa untuk IBU, dan meminta kepada beliau “BU, kalau IBU mau datang, mau pakai tubuh saya, datang saja, ga perlu permisi dengan aroma melati atau apapun. Langsung saja masuk, biar saya tidak takut”
Hahahha saya seorang cenayang yang penakut, bahkan sangat! Pernah saat saya sendiri di kamar, malam itu tidak ada yang menemani tidur, malam sudah larut, saya matikan lampu lalu beranjak tidur, tiba tiba ada sinar di samping saya, bukan sinar yang terlalu terang, bukan! Ini seperti saat kamar kita gelap lalu kita menyalakan televisi. Cuma seperti itu. Saya yang sudah setengah tertidur, berpikir saya lupa mematikan televisi.
Baca Juga: Puisi: Jeritan Malam
Saya mencari remote TV yang sudah biasa saya letakkan di samping bantal saya. Begitu sadar televisi saya dalam keadaan mati, saat itu juga saya tidak berani bergerak! IBU datang… keluh saya dalam hati tanpa berani berucap, saya lirik dengan ujung mata saya di kursi Betawi milik IBU, saya lihat ujung jarik parang barong milik IBU menjuntai ke lantai, dan sedikit kakinya.
Alhasil saya tidak berani membuka mata! Moment itu yang membuat saya memutuskan untuk sewa rumah saja. Daripada saya mati jantungan! Akhirnya dengan usaha yang gigih dan grasak grusuk saya sewa satu rumah kecil berlantai dua, kamar saya di bawah, kamar IBU di atas! Hahahaha…
Artikel Terkait
Cerita Mistis Bali, Jangan Lakukan Hal Ini di Bali jika Anda Ingin Selamat!
Cerita Mistis Kotagede, Misteri Rumah Pocong Sumi
Cerita Mistis, Jangan Baca Jika Anda Sendirian, Dijahili Arwah!
Cerita Mistis dari Dieng, Gadis Cilik Pilihan Kanjeng Ibu
Cerita Mistis dari Dieng, Suara Denting Sendok dan Cangkir
Nyai Sampur dalam Wisata Mistis Gunung Kawi
Cerita Mistis di Surabaya: Kesurupan Roh Reog, ketika Pulang Kampung
Cerita Mistis: Hati-hati dengan Permintaan Sesajen dari Jin sebab Akibatnya Akan Membuat Anda Menyesal
Cerita Mistis: Membongkar Misteri di Balik JIMAT