KLIKANGGARAN--Ada dua tipe sebutan kaya, yaitu kaya karena harta benda dan kaya karena akhlaknya. Seseorang yang kaya harta benda tentu dapat diidentifikasi dengan mudah. Ia mungkin punya rumah besar, mobil mewah, jabatan tinggi, saham bertebaran, gaya berpakaian yang wah, atau memiliki bisnis besar di mana-mana.
Sementara itu, seorang yang kaya akhlaknya adalah orang yang memiliki laku mulia, serta murni hati dan jiwanya. Tipe seperti ini kadang tidak dapat dideteksi secara kasatmata. Perlu banyak interaksi untuk mengetahui seberapa kayanya ia.
Sayangnya, masih banyak orang beranggapan yang berhak mendapat sebutan kaya adalah orang-orang dengan kekayaan duniawi seperti tersebut di atas. Padahal, tiap individu berhak merasa kaya, baik harta maupun hatinya.
Baca Juga: Meutya Hafid, Ketua Komisi I DPR, Pamer Kedekatan dengan Jenderal Andika Perkasa, Maksudnya Apa Ya?
Di samping dua tipe di atas, masih ada lagi sebutan orang kaya akan ilmu. Banyak contohnya, seperti Nabi Sulaiman as.
Pada masanya, siapa yang tidak kenal dengan Nabi Sulaiman as? Beliau adalah utusan Allah, sekaligus seorang raja yang kaya raya. Saking kayanya, istana beliau amat sulit dilukiskan di atas kanvas oleh para seniman. Ya, karena memang terlampau indah.
Beliau berkuasa atas rakyat (manusia), juga makhluk lain (hewan, tumbuhan, dan jin). Namun, dengan segala kelebihan tersebut, beliau tetap merasa tidak pantas menyandang gelar orang kaya.
Baca Juga: Ibunda Bibi Angkat Bicara tentang Pengasuhan Gala, Putra Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah
Suatu hari, beliau menjawab pertanyaan salah satu rakyatnya. Mengapa beliau tidak merasa dirinya kaya?
Beliau menjawab, “Semua yang sekarang ada padaku adalah milik Allah Swt. Aku sedang diamanati untuk mengatur dan memberikan semua hanya semata untuk kemaslahatan rakyatku. Aku hanya dititipi saat ini. Apabila Allah Swt berkehendak memintanya kembali, aku segera menyerahkan semua kepada-Nya. Aku hanya seorang hamba yang harus dan berusaha taat serta patuh kepada-Nya.” Kiranya demikian sikap yang dimiliki Nabi Sulaiman as.
Contoh lainnya adalah para sahabat Rasulullah Saw. Abdurrahman bin Auwf, Usman bin Affan, Abu Bakar, dan masih banyak lagi. Mereka merupakan para dermawan yang tidak pernah takut miskin.
Baca Juga: Gojek dan Tokopedia Digugat Rp2,08 Triliun! Apa Masalahnya Ya?
Ihwal kisah Abdurrahman bin Auwf, ia adalah seorang sahabat yang sengaja meneguhkan diri untuk menghabiskan hartanya di jalan amal. Ia santunkan kekayaannya kepada para janda pasukan muslimin yang gugur syahid di medan Perang Badar.
Namun, harta kekayaan malah bertambah. Sampai akhirnya diwakafkan ke Baitul Mal untuk dikelola demi kemaslahatan umat. Selanjutnya, Abdurrahman bin Auwf bersama keluarga hidup dengan kesederhanaan.
Artikel Terkait
Pakar Ini Bilang Pinjaman Online Adalah Money Game, MUI Sudah Mengharamkan Money Game!
Apa Penyebab Gagal Jantung yang Bisa Menyebabkan Kematian seperti Yang Dialami Pesinetron Hanna Kirana?
Seperti Apa, Sih, Warna Normal Cairan Organ Intim?
Hanna Kirana Meninggal , Ciri Jantung Bermasalah dan Cara Pencegahannya Menurut dr. Zaidul Akbar
SBY Divonis Kanker Prostat, Inilah Empat Cara Pencegahannya, Nomor 4 Mencengangkan!
Pesan Adik-Adik Perempuan Pegunungan Bintang, Papua tentang Makna Cantik yang Sesungguhnya
Mengenali dan Mengilmukan Sifat-Sifat Rasulullah Saw
Hari Pahlawan, 10 November: Pesan Penting Para Pahlawan Nasional untuk Kita Renungkan
Akun IG Fuji, Adik Bibi Ardiansyah, Diserbu Warganet dengan Prasangka Negatif
Benarkah Bijih Emas Bisa Didapatkkan di Sungai?