KLIKANGGARAN-- Jika kita menengok kamus, pemimpin berarti orang yang memimpin. Ia berada di garis terdepan, baik secarah harfiah maupun kiasan. Ia bertanggung jawab atas segala yang dipimpinnya.
Pemimpin (leader) dalam bahasa Arab disebut za’iim, sementara pengikutnya disebut khalifatu. Lantas, apa saja tugas seorang pemimpin?
Seorang pemimpin dibebani tanggung jawab dalam menjalani dan mencapai sebuah tujuan tertentu, baik sendirian maupun berkelompok. Prosesnya akan melibatkan instruksi-instruksi atau komando yang harus dikerjakan sesuai tahapan.
Baca Juga: Pramugari Cantik Ini Dikomentari Netizen Lantaran Punya Tato di Lengannya, Begini Tanggapannya!
Akan tetapi, dalam sebuah pembahasan, yang kerap dibicarakan adalah cara memimpin sekelompok orang, sebuah perusahaan, kemiliteran, dan masih banyak lagi yang melibatkan lebih dari satu orang di belakang pemimpin.
Jarang sekali yang membahas kepemimpinan atas diri sendiri (individu, personal, atau pribadi). Padahal, menurut saya, jauh lebih penting dan krusial bagaimana caranya memimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain atau sekelompok orang dalam jumlah besar.
Perlu diketahui, bahwa ketika selesai menjalani tugas hidup di dunia, maka kita segera bertanggung jawab atas diri kita sendiri di hadapan Rabb. Tidak ada satu pun orang atau kerabat kita yang dapat membantu dan meringankan atas amal perbuatan kita di dunia semasa hidup. Semua perhitungan (hisab) ditanggung sendiri-sendiri.
Baca Juga: Politikus Gerindra Fadli Zon Komentari Harapan Megawati Agar Setiap Daerah Ada Patung Soekarno
Dari urutan atau alur bahwa sesungguhnya yang terpenting adalah pembentukan jiwa pemimpin atas dirinya sendiri sebelum jadi pemimpin atas diri orang lain, baik hanya sedikit orang maupun orang banyak.
Suatu keniscayaan, apabila seseorang kurang atau tidak bisa menjadi pemimpin atas dirinya sendiri, akan tampak dari cerminan hidupnya. Ada ketidakrapian, ketidakteraturan, serta pola acak dalam menata hidup.
Dari sudut pandang agama, dapat dipastikan pula bahwa orang tersebut tidak mampu menjadi pemimpin atas orang lain. Contoh kecilnya adalah figur suami sebagai pemimpin sebuah keluarga. Sebagai pemimpin, tentu harus dibekali ilmu agar dapat membimbing istri dan anak-anaknya. Berbagai aspek tatanan hidup perlu dijadikan rujukan dalam memimpin.
Berdasarkan pengalaman hidup, tiap individu memiliki alurnya masing-masing dalam menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin. Menurut penelitian, usia terbentuknya susunan dasar (fondasi) jiwa pemimpin adalah tujuh belas tahun. Pada usia tersebut, keinginan untuk memimpin diri sendiri mulai tumbuh.
Diri berkehendak, mulai dari bangun tidur sampai nanti waktunya tidur kembali. Seorang pemimpin yang baik, tidak hanya berpikiran positif (berdoa) untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.
Artikel Terkait
Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar
Ketersediaan Oksigen di Planet Bumi untuk Manusia
Cerita Mistis di Balik Gedung Tinggi, Siksaan Pasang Susuk dan Terkena Santet
Bijak Melempar Pendapat
Waduh, Indonesia di Posisi Terakhir Sebagai Negara Paling Malas Berjalan Kaki
Laporan Nikita Mirzani terkait Pencemaran dan Penghinaan Nama Baiknya Akan Ditindaklanjuti Polisi
Hak Air Mengalir di Planet Bumi
Politikus Gerindra Fadli Zon Komentari Harapan Megawati Agar Setiap Daerah Ada Patung Soekarno
Pramugari Cantik Ini Dikomentari Netizen Lantaran Punya Tato di Lengannya, Begini Tanggapannya!