Lalu bagaimana saya membantu orang kalau saya sendiri penakut banget? Saya penakut kalau sendirian! Saat ada orang disamping saya, semua ketakutan saya bisa mendadak sirnah. Biarpun saya harus melihat arwah atau jin apapun, melihat orang kesurupan sampai tubuhnya terbanting juga saya tidak takut. Semua sudah menjadi sangat biasa.
Asal jangan sendirian aja! Dan pantangan bagi saya, bukan pantangan juga sih… sebisa mungkin tepatnya! Ya sebisa mungkin saya tidak akan naik ke kamar IBU lepas sandikala. Karena lepas sandikala aroma mistis di kamar IBU makin kuat. Saya akan naik ke lantai dua saat lepas sandikala hanya saat saya harus membantu orang.
Pernah ada kejadian lucu, saat itu sandikala, terkadang IBU menampakkan diri bukan hanya kepada saya, bisa saja terkadang IBU menampakkan diri pada orang lain. Naah… saat senja sudah mulai turun, saya yang sedang tidak berpikir apapun, pun tentang IBU dan segala hal yang menyertainya. Yang saya pikir hanya saya kangen minum coca cola dingin.
Keluarlah saya, jalan kaki saja ke warung dekat rumah. Ga jauh paling lima ratus meter dari rumah. Saat sampai di warung kecil itu, saya panggil ibu pemilik warungnya donk, saat ibu pemilik warung ini datang, ibu pemilik warung ini wajahnya pucat pasi, sambil berteriak “Ampura, Dewa Ratu… Ampura Dewa Ratu!” (ampura adalah ampuni atau maafkan dalam bahasa Bali) sambil mengatupkan kedua tangannya dan sujud.
Baca Juga: Tindakan Tegas Polri, Pecat Anggotanya yang Terlibat Kasus Bunuh Diri Mahasiswi di Mojokerto
Melihat hal itu reflek saya balik badan dan hendak lari! Untungnya saya segera sadar, pasti IBU, dan kesadaran saya yang paling hakiki, saya tidak sendirian! Saya balik badan lagi, dan buru buru tenangkan ibu pemilik warung itu. “Ibu… ibu tenang…. Ibu lihat apa??”
Ibu pemilik warung itu berangsur tenang, lalu dengan gemetar dia katakan lihat Perempuan cantik dengan kemben dari kain batik, kain itu menjuntai panjang sampai ke lantai di sisi belakang beliau. Perempuan dengan rambut di gelung ke atas dengan ronce melati panjang di sampai ke bawah bahu. Saya cuma tertawa dan katakan ada yang lewat bu, santai saja! Dan saya teruskan untuk memesan coca cola dingin.
So sejatinya cenayang juga manusia biasa, yang punya takut, hanya kami harus dan tidak punya pilihan untuk pura pura tegar dan pemberani! Sebenarnya ya sama saja. Tidak jarang nyali kami juga ciut. Lewat kuburan sendirian? Oohhh tidak! Mata saya sudah terbuka, dan saya bisa melihat secara gamblang, lebih baik saya putar jalan yang lebih jauh daripada harus lewat sana.
Baca Juga: Begini Reaksi Marcus dan Kevin setelah Gagal Meraih Juara pada BWF World Tour Finals 2021
Hal mistis itu membuat bulu kuduk berdiri tapi tidak jarang malah bikin tertawa saat mengingatnya. Salam damai semesta.
Penulis : Nyai Sampur