fiksi

Cerita Anak: Hari Pahlawan Adalah Hariku

Senin, 1 November 2021 | 10:26 WIB
Ilustrasi: Mohammad Yamin (Youtube/ Televisi Edukasi)

KLIKANGGARAN-- Aku membaca poster tentang lomba membaca puisi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Aku tergiur dengan hadiah yang tertulis di sana. Juara pertama sebesar sepuluh juta rupiah, juara kedua lima juta rupiah, dan juara ketiga adalah dua juta lima ratus rupiah.

Aku membayangkan jika aku mendapatkan hadiah sepuluh juta itu. Aku pasti bisa membantu petugas kebersihan di apartemenku yang terkena pemecatan. Kasihan sekali dia.

Aku mendengar ceritanya bahwa dia adalah tulang punggung keluarga. Anaknya masih membutuhkan biaya sekolah. Memang sih dia kurang pendengarannnya tapi dia sangat rajin. Pagi-pagi apartemenku sudah bersih. Orangnya juga ramah.

Baca Juga: Limbah Pelepah Pisang, Mengantar Mahasiswa Teknik dan Sains UMP Raih Juara Nasional

“Kak, aku ingin ikut lomba baca puisi dan jika memang aku dapat juara, aku akan berikan hadiahnya untuk pak Bowo,” curhatku pada Rino, kakakku.

“Hemm pak Bowo yang dipecat itu? Baguslah dipecat, soalnya dia sering salah kalau disuruh! Aku pun pernah kesal. Aku suruh dia buang sampah yang di plastik hitam, eh dia malah buang juga projek sainsku. Kan nyebelin!” jelas kakakku.

“Hah jadi Kakak yang lapor sama kepala petugas kebersihan itu? Kakak jahat ih! Walau dia kurang pendengarannya tapi dia baik kak. Kakak pasti kasihan kalau mendengar ceritanya!”

“Bukan hanya kakak yang lapor, sebelumnya juga ada beberapa yang lapor. Mau gimana lagi karena dia kurang pendengarannya. Padahal kakak hanya bilang pada kepala petuga kebersihan agar pak Bowo hanya bertugas membersihkan area bawah saja!”

Baca Juga: Lima kali Kalah, Akankah Ruselli Hartawan Pecahkan Telur, Kalahkan Busanan di Jerman Open 2021

“Pak Bowo itu tulang punggung keluarga loh. Sekarang dia sedang kesusahan. Kemarin aku melihat dia sedang duduk di depan Indomaret. Kasihan Ka!”, sedihku.

Kakaku hanya diam sesaat dan melanjutkan mengerjakan tugasnya. Aku langsung ke kamar kakek untuk meceritakan tentang lomba baca puisi itu. Ternyata Kakek antusias untuk membantuku berlatih membaca puisi.

Sebelumnya kakek menceritakan kepadaku tentang hari pahlawan. Bahwa pada tanggal 10 November 1945 itu banyak sekali pejuang-pejuang di Surabaya meninggal untuk melawan penjajah Jepang yang masih ada di Surabaya dan disebutnya pertempran Surabaya. Identitas mereka tak dikenal.

Oleh sebab kejadian itu, setiap tanggal 10 November adalah Hari Pahlawan untuk mengenang para pahlawan yang tak dikenal dan gugur dalam peperangan.

Baca Juga: Obrolan Tentang Nikmat dan Bahagia

Halaman:

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB