"Rinjani, kamu baik-baik saja?" tanyanya sambil melangkah mendekat. Tangannya hendak menyentuh Rinjani, tapi sesuatu yang dingin seperti angin lembab menusuk punggungnya. Ia berbalik, bayangan hitam seperti asap memenuhi ruang di belakangnya.
Bayangan itu, dengan wajah tidak sepenuhnya manusia, berbicara dengan suara berat dan parau. "Dia bukan milikmu, Damar. Rinjani sudah menjadi mempelai, dari dunia yang bukan duniamu."
Damar terkejut. "Apa maksudmu? Ini tak mungkin! Rinjani... dia calon mempelaiku!"
Bayangan itu tertawa, suaranya menyeramkan dan memekakkan telinga. "Pernikahan dunia manusia tidak berlaku di sini. Rinjani telah dipilih sejak lama. Malam ini adalah malam penjemputan mempelai."
Damar panik dan mencoba menarik Rinjani keluar rumah, namun tubuhnya terasa kaku. Rinjani tak bergerak, matanya tak berkedip. Damar merasa seperti diikat oleh kekuatan yang tak terlihat. Semakin ia berusaha, semakin tubuhnya melemah.
Tiba-tiba, terdengar suara isak dari dapur. Damar menoleh dan melihat Nenek Sari, pekerja di rumah Rinjani, terduduk di lantai sambil menangis. "Ini sudah takdir mereka, Damar. Sejak lahir, Rinjani telah ditandai oleh penghuni alam lain. Malam Jumat Kliwon ini adalah malam penjemputan mereka."
“Nggak masuk akal!” Damar tak bisa menerima kenyataan itu. "Tidak! Aku tidak akan membiarkan mereka mengambilnya!" teriaknya.
Nenek Sari hanya bisa menggeleng lemah. "Kamu tak bisa melawan mereka. Sekali mereka menandai, mereka tak akan pernah melepaskan. Jika kamu bersikeras, kamu akan ikut terbawa, seperti si Mbok." Bahu Nenek Sari berguncang karena tangis.
“Si Mbok mana, Nek?”
Nenek Sari menjawab dengan gelengan kepala. Air mata mengalir deras di pipinya. Dengan putus asa Damar berteriak memanggil Rinjani dan si Mbok. Tiba-tiba bayangan hitam itu menelan Rinjani sepenuhnya. Dalam sekejap, ruangan yang tadinya suram berubah menjadi gelap gulita. Damar merasa seolah-olah dunia di sekitarnya runtuh, suara-suara aneh dari dimensi lain bergema nyaring di telinganya, pandangan matanya gelap.
Ketika Damar membuka mata kembali, ia menemukan dirinya berada di tepi hutan dekat desa, sendirian. Rumah Rinjani seluruhnya lenyap, tak meninggalkan jejak, bahkan puing pun tak ada. Ia berlari kembali ke desa, tapi tak ada seorang pun yang percaya akan ceritanya.
Keesokan harinya Desa Wingit berduka. Rinjani dan ibunya, Mbok Mengku, hilang tanpa jejak. Pernikahan yang seharusnya digelar hari itu, berubah menjadi misteri yang mengerikan. Orang-orang desa hanya bisa berbisik-bisik tentang legenda mempelai dua dunia, yang katanya akan datang kembali di malam-malam Jumat Kliwon berikutnya, mencari pengantin baru.
Damar yang kehilangan mempelainya, kini tak lagi menjadi sosok yang sama. Setiap malam Jumat Kliwon terdengar suaranya di tepi hutan memanggil nama Rinjani. Dia terus berharap dapat menemukan jalan menuju dunia lain, di mana cintanya telah dibawa pergi. Namun, yang ia temukan hanya kesunyian dan bayangan yang terus mengikuti di belakangnya.
Sampai suatu hari, Desa Wingit kembali geger. Damar menghilang tanpa jejak. Misteri demi misteri menyelimuti, tanpa ada yang dapat menjelaskan, apa yang sebenarnya terjadi? -END-
Salam sehat dan bahagia selalu untuk Sobat Klik di mana pun berada. Terima kasih jika Sobat Klik bersedia membagikan link artikel ini pada teman dan keluarga.***
Artikel Terkait
Cerita Mistis dari Dieng, Suara Denting Sendok dan Cangkir
Kisah Mistis Besari, Perempuan Berperut Balon
Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang