3. Bahasa dan ekspresi lokal
Cerpen ini kental sekali dengan penggunaan bahasa Jawa. Seperti sugeng enjing (Selamat pagi) atau sugeng dalu (Selamat datang).
Penggunaan bentuk penghormatan dalam Bahasa Jawa, seperti “Bapak” atau “Ibu,” menunjukkan norma-norma sosial tradisional yang dijunjung tinggi.
SertaUngkapan sehari-hari, seperti sugeng tanggap waras (selamat sembuh) atau matur nuwun (terima kasih), menciptakan nuansa kehidupan masyarakat pedesaan.
Nah, itulah tiga tradisi budaya dalam cerpen Seyum Karyamin karya Ahmad Tohari.
Penulis:
Vika Fadillah (Universitas Mahasiswa Pamulang)
Artikel Terkait
Bulan Terbingkai Jendela: Mengungkap Realitas dan Fakta Sosial Era Orde Lama
Inilah Sosok Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu Viral Bagikan 177 Vario ke 177 Lurah, Siapa Sebenarnya?
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dan Kejari Kota Cilegon Selenggarakan Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan
Disebut Agus Raharjo Pernah Pernah Intervensi Kasus Korupsi e-KTP, Begini Jawaban Presiden Joko Widodo
Inilah Rahasia Keluarga Sinclair Mau Terima Tiko jadi Pengganti Ashraf
Ketua ATPUSI Provinsi Banten Raih Juara 1 Pada Apresiasi GTK Kemendikbudristek 2023 Kategori Inovatif
Tidak Hanya Perkastaan, Oka Rusmini Memperkenalkan Tradisi Masyarakat Bali Melalui Novel Kenanga
Perspektif Sosial dalam Novel Bumi Manusia melalui Lensa Sosiologi Sastra
Jambore PKK, Merajut Kebersamaan PKK dan Dasa Wisma Se-Kabupaten Luwu Utara
UPT Pariwisata Kumpulkan Petugas ODTW di Warkop Rogar, Ini yang Dibahas