The Medium, Role Coaster Berusia Dua Belas Tahun Yang Hanya Numpang Lewat

photo author
- Sabtu, 6 November 2021 | 12:46 WIB
The Medium ( instagram @eyesmag)
The Medium ( instagram @eyesmag)


KLIKANGGARAN--Bisa dibilang, tak ada hal baru dalam The Medium ini setelah dua belas tahun yang lalu, Monty Tiwa lebih dulu sukses menghantui penonton lewat Keramat, yang nyatanya menjadi salah satu film horor Indonesia paling enak ditonton sepanjang masa. Ya, agak berlebihan memang. Tetapi, sebagai penikmat, saya tak mau berbohong.

Saya memang tidak bilang kalau Banjong Pisanthanakun mengekor film yang pas dibikin dulu kabarnya tidak pakai skrip itu. Meskipun dilihat dari alur dan cerita, plus penggunaan format found footage-nya The Medium hampir delapan puluh persen sama.

Bahkan beberapa adegan The Medium, termasuk para pemainnya juga diambil dari orang-orang yang sepertinya memang wajah baru di dunia perfilman. Sehingga memang sedikit menimbulkan kesan kalau Chantavit Dhanasevi (Hello Stranger, One Day) sang penulis cerita pernah menyimak film yang kabarnya lagi, sedang dalam tahap produksi untuk sekuel pertamanya.

Baca Juga: Fuji, Adik Bibi Ardiansyah dan Adik Ipar Vanessa Angel, Benarkah Dekat dengan Tubagus Joddy?

Sebuah kecurigaan yang melatari saya tidak begitu merasakan atmosfer horor The Medium karena saya sudah khatam naik role coaster yang sama.

Jadi, ya, buat saya The Medium hanya sekadar tontonan numpang lewat yang kesan menariknya cuma saya dapat dari napas budaya lokal dengan kehidupan membuminya yang bikin adem. Dengan setting pedesaan yang masih alami, saya teringat daerah empat saya tinggal dulu yang sekarang nyaris gundul.

Meski begitu bukan berarti film garapan sutradara yang juga mengarahkan Shutter—yang fenomenal hingga di-remake oleh Hollywood dengan bintang Joshua Jackson, dan Alone ini sama sekali payah dan tak bisa dinikmati. Sebagai tontonan film ini cukup solid dan menghibur.

Setiap sisi saling dukung dan merekatkan. Ditambah lagi, tema melawan kuasa gelap dan kultur budaya Asia yang memang dekat dengan dunia supernatural dan perdukunan, menjadi daya tarik yang sangat kuat.

Baca Juga: Ketika Akun Instagram Tubagus Joddy, Sopir Vanessa Angel, Dijadikan Tumpahan Kemarahan Para Netizen

Walaupun pada akhir cerita kita akan dihadapkan pada kenyataan ‘sudah habisnya’ energi para kru dan pemain yang membuat film ditutup agak maksa. Mengingatkan kita pada deretan film horor pengangguran yang menggunakan pemain film porno betulan sebagai bintangnya pada zaman itu. Yang ngawur karena kebingungan dipaksa harus patuh dengan durasi.

Dibuka dengan perkenalan Sang Medium (Dukun) tentang kepercayaan penduduk setempat yang memercayai banyak dewa, kekuatan film ini sudah mulai menyihir penonton lewat pemilihan cast dengan akting memukau.

Dialog yang mengalir lancar membawa penonton setahap demi setahap masuk ke dalam konflik dan kengerian yang disajikan secara jujur sekaligus tanpa tedeng aling-aling. Merongrong emosi yang menuntut tanggung jawab agar kita memberikan empati tanpa pikir dua kali.

Khususnya pada Nim, sang dukun yang hidupnya tidak sama lagi dan harus menanggung beban roh agung dari Dewa Bayan, dewa yang masyarakat sana sembah setelah Noy, sang kakak menolak wangsit yang sejatinya menurun sebagai warisan. Tongkat estafet dari leluhur sebagai penghubung antara yang di bawah dan Di Atas.

Baca Juga: Soal Sumsel, KPK Diminta Jangan Terkesan Hanya Kejar Rezim Lama

Noy sendiri pada akhirnya harus berhadapan dengan risiko menolak wangsit. Di antaranya berjodoh dan dinikahi Willow. Laki-laki dengan latar belakang keluarga teramat suram. Ia juga harus kehilangan Mike, putra sulungnya yang tewas bunuh diri tapi ditutup-tutupi dengan cerita bahwa Mike tewas karena kecelakaan motor.

Dan yang paling menyengsarakan hidup semua orang hingga berujung pada kematian ialah Min, anak gadis Noy yang harus menanggung dendam para roh jahat akibat ulah leluhur suaminya di masa lalu. Min bukan hanya dirasuki, tetapi juga dijadikan alat untuk meloloskan kebencian dan kemarahan para roh jahat semasa hidup yang dibawa mati.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X