Meskipun awalnya terdapat perbedaan sikap antara keluarga Rama yang hidup dengan bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat sekitar, dan keluarga Pak Joko yang tampak acuh dengan lingkungan sekitarnya, namun saat terjadi bencana banjir, solidaritas dan kerja sama antar warga desa muncul.
Kejadian ini membuat semua warga, termasuk Rama, Ibu Santun, Pak Joko, dan Sinta, sadar bahwa kebersamaan adalah kunci dari semuanya.
Tali silaturahmi yang erat membuat mereka bisa mengatasi bersama-sama masalah yang ada. Dengan demikian, cerpen "Tawa di Balik Duka" dapat dijadikan sebagai contoh bagaimana karya sastra dapat menggambarkan solidaritas dan kebersamaan dalam kehidupan sosial masyarakat.
[Penulis: Desi Wulandari, Mahasiswa Universitas Pamulang]