Larung Sesaji: Upacara Keagamaan Yang Memperkaya Budaya Indonesia Dalam Cerpen Budaya Di Ujung Laut Selatan Karya Zia

photo author
- Sabtu, 9 Desember 2023 | 14:34 WIB
 Laelatul Faujiah (Mahasiswa Universitas Pamulang) (Dok. Disporbudpar Blitar)
Laelatul Faujiah (Mahasiswa Universitas Pamulang) (Dok. Disporbudpar Blitar)

KLIKANGGARAN -- Hallo klikers. Apakah kalian pernah membaca cerpen yang berjudul Budaya di Ujung Laut?

Cerpen karangan Zia ini mengisahkan tentang pengalaman seorang tokoh bernama Wikan yang diajak oleh Pakdenya untuk mengikuti upacara Larung Sesaji.

Upacara Larung Sesaji tidak hanya memiliki makna keagamaan, tetapi juga memperkaya budaya Indonesia secara keseluruhan.

Baca Juga: Representasi Pewayangan Modern dalam Novel Rahvayana Aku Lala Padamu

Larung Sesaji biasanya dilakukan di desa-desa Jawa saat perayaan hari raya keagamaan seperti Nyepi, Hari Raya Galungan, atau Hari Raya Kuningan.

Upacara ini melibatkan pemberian sesaji berupa makanan, bunga, dupa, dan berbagai macam barang lainnya kepada roh nenek moyang. Sesaji ini dipercaya sebagai bentuk penghormatan dan doa agar roh nenek moyang senantiasa melindungi dan memberkati masyarakat.

Selama upacara Larung Sesaji, masyarakat berkumpul di tempat suci seperti pura atau tempat peribadatan lainnya. Mereka membawa sesaji yang telah dipersiapkan dengan penuh kecermatan dan keikhlasan.

Baca Juga: Momen Grace Natalie Gunakan Penutup Kepala saat Berkunjung ke Pesantren Tuai Pro dan Kontra di Kalangan Warganet: Politik Identitas?

Sesaji tersebut kemudian diarak melalui prosesi yang dipimpin oleh seorang pemimpin upacara atau tokoh agama.

Prosesi Larung Sesaji dihiasi dengan tarian dan musik tradisional Jawa yang khas. Masyarakat berpakaian adat dan melantunkan doa-doa serta mantra khusus yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Suasana upacara ini penuh dengan kekhidmatan dan kebersamaan, di mana masyarakat saling berbagi dan bersatu dalam penghormatan kepada nenek moyang.

Larung Sesaji juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga desa. Selama upacara, masyarakat saling berinteraksi, berdiskusi, dan mempererat ikatan sosial. Hal ini mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang kuat dalam budaya Jawa.

Tradisi ini menjadi salah satu warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui Larung Sesaji, generasi muda dapat belajar dan menghargai kearifan lokal serta memperkuat identitas budaya mereka.

Dengan memahami dan mengapresiasi keberagaman budaya Indonesia, kita dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan bertoleransi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X