Majas dalam cerpen hutan merah karya Fauzia. A
Majas dapat dipahami sebagai gaya bahasa yang memanfaatkan bahasa kias. Cerpen “hutan merah” karya Fauzia. A merupakan salah satu cerpen yang sarat dengan penggunaan majas. Hal tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita berikut:
Majas personifikasi
“Matahari bersinar terang di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnyapepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicauseakan sedang menyanyikan lagu untuk alam”.
“Ketika Bora menyemprotkan udara ke arah Dodo—anak gajah lainnya—denganbelalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan merekaterpecah oleh suara bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak kenal Bora.”
Majas personifikasi memberikan sifat-sifat manusia kepada objek atau makhluk non-manusia. Ini membuat objek tersebut tampak hidup atau memiliki karakteristik manusia. Penggalan cerita di atas menunjukan penggunaan majas personifikasi, pada penggala cerpen hutan merah ini menggunakan objek makhluk non manusia. Dalam cerpen di atas penulis membuat cerpen ini dengan menggunakan majas personifikasi karena karakter dalam cerpen ini seolah-olah sepeti manusia yang bisa bicara.
Majas hiperbola
“Bora panik bukan main. Sambil mengikuti langkah Pipin, matanya bergerak kesana-ke mari, mencari sosok ibunya”.
“Bora sampai di dekat sarangnya berada dengan napas terengah-engah. Ialangsung membelalakkan mata begitu melihat sosok ibunya yang sedang bersusahpayah keluar dari sarang. Api sudah menjalar di setiap pohon di dekat sarangnya itu”.
“IBU!! IBU!!” Bora terus meraung memanggil ibunya. Pohon yang sedangterbakar itu tumbang dan kemudian menimpa tubuh ibu Bora yang malang.”
Majas hiperbola digunakan untuk memberikan penekanan berlebihan pada suatu ide atau deskripsi. Ini sering digunakan untuk menciptakan efek dramatis atau humor. penggalan cerita di atas menunjukan penggunaan majas hiperbola pada penggalan cerpen di atas memberikan penekanan berlebihan agar menciptakan efek dramatis pada cerpen hutan merah karya Fauzia. A.
Dapat disimpulkan bahwa Fauziah. A menggunakan pencitraan dan majasa dalam cerpennya. Pencitraan yang dominan digunakan pengarang diantaranya adalah citra penglihatan dan pendengaran, sedangkan gaya bahasa atau majas yang digunakan diantaranya majas personifikasi dan majas hiperbola.
Secara umum, fungsi citraan yang digunakan Fauzia. A dalam cerpennya bertujuan agar merangsang daya imajinasi sehingga pembaca lebih paham sekaligus meresapi suasana dan alur cerita, sedangkan fungsi majas yang digunakan Fauzia. A dalam cerpennya bertujuan untuk menimbulkan efek estetis, mengonkretkan sesuatu yang abstrak serta pengintensifan makna.
Artikel ini ditulis oleh Ainul Yakin, Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Analisis Feminisme dalam Cerita Pendek "Perempuan yang Menulis di Dalam Bus" Karya Anton Kurnia
Representasi Perempuan dalam Novel "Kata" Karya Rintik Sedu: Pendekatan Sosiologi Sastra
Menelisik Kritik terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan Pemuka Agama dalam Novel "Cantik Itu Luka"
Cermin Budaya dan Keadilan: Kisah Mengharukan dalam Film "Miracle in Cell No. 7" Versi Indonesia
Perbandingan Novel "Hati Suhita" Karya Khilma Anis dengan Film Adaptasinya dalam Perspektif Teori Sastra Bandingan
Konflik Batin Pada Lirik Lagu “Jungkir Balik” dari Maisha Kanna
Internalisasi Nilai Religius dalam Novel Kado Terbaik karya J.S. Khairen: Sebuah Analisis
Makna Lirik Lagu "Wirang" dari Denny Caknan: Melow, tapi Nekad