Analisis Feminisme dalam Cerita Pendek "Perempuan yang Menulis di Dalam Bus" Karya Anton Kurnia

photo author
- Jumat, 5 Juli 2024 | 20:45 WIB
Gambar hanya ilustrasi (dok)
Gambar hanya ilustrasi (dok)



KLIKANGGARAN -- Cerpen "Perempuan yang Menulis di Dalam Bus" ditulis oleh Anton Kurnia. Cerpen ini mengisahkan tentang seorang penumpang bus dalam perjalanan dari Glasgow ke London yang bertemu dengaan seorang perempuan misterius.

Saat bus berhenti di manchester, perempuan tersebut meminta untuk duduk di sebelahnya. Meskipun sempat merasa terganggu, tokoh utama mengizinkannya. Perempuan itu mulai menulis buku besar yang dia bawa, dan ini membangkitkan ingatan tokoh utama tentang seseorang dari masa lalunya yang pernah dekat tetapi kini jauh.

Selama perjalanan, tokoh utama mengamati perempuan tersebut tanpa banyak bicara, teringat akan kenangan yang membawa perasaan lembut namun perih. Interaksi mereka sangat terbatas, hanya diwarnai dengan senyum dan beberapa kata singkat. Saat bus tiba di pinggiran birmingham, perempuan itu turun dan mengucapkan selamat tinggal tanpa sempat mereka berkenalan akan lanjut.

Cerita ini menyoroti tema tentang ingatan, kehilangan dan kesempatan yang terlewat, Dimana pertemuan singkat bisa membangkitkan kenangan dan emosi yang mendalam.

Perempuan dalam cerita ini mengambil inisiatif untuk duduk di sebelah narator , meskipun narator awalnya merasa memiliki kursi tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana perempuan mengklaim kehadiran mereka dalam ruang publik yang sering kali dianggap dominan oleh laki laki. Perempuan ini tidak hanya hadir fisik di bus, tetapi juga aktif dalam menentukan posisinya tanpa meminta izin secara eksplisit.

Perempuan tersebut sedang asyik menulis di dalam bus, menunjukkan eksesibilitasnya terhadap ruang publik untuk mengekspresikan dirinya sendiri melalui tulisan. Aktivitas ini mencerminkan kebebasan perempuan dalam mengambil peran sebagai penulis dan menciptakan narasi mereka sendiri, tanpa terpengaruh oleh norma norma sosial yang membatasi peran perempuan dalam ruang publik.

Meskipun interaksi antara narator dan perempuan itu singkat, kehadiran perempuan tersebut menggugah kenangan dan refleksi narator tentang masa lalu dan hubungan interpersonal. Ini dapat diinterpretasikan sebagai bentuk pengakuan terhadap kedalaman dan kompleksitas identitas perempuan, serta pengaruhnya terhadap narasi pribadi.

Narator merasakan nostalgia dan kesedihan terkait dengan ingatan tentang seseorang di masa lalu yang terhubung dengan perempuan yang ditemukan di bus. Ini menyoroti peran ingatan dalam membentuk pemahaman narator tentang hubungan antara perempuan, mempertanyakan makna ingatan dalam konteks emosi dan persepsi tentang perempuan.

Perempuan dan manchester itu meninggalkan kesan yang signifikan meskipun hanya dalam waktu singkat, menunjukkan kehadiran dan pengaruh perempuan dalam kehidupan sehari hari. Ini menggaris bawahi pentingnya pengakuan terhadap eksitensi dan keberadaan Perempuan dalan semua aspek kehidupan , termasuk dalam cerita sastra.

Dengan demikian, cerita pendek ini tidak hanya menyajikan narasi tentang interaksi singkat di dalam bus, tetapi juga memperlihatkan bagaimana pengalaman dan eksistensi perempuan dapat dilihat dari berbagai perspektif feminisme yang menyoroti kekuatan, kebebasan dan kedalaman identitas perempuan dalam ruang publik dan interaksi sosial.

Artikel ini ditulis oleh Salma Ananto, Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang

DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X