KLIKANGGARAN -- Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan yang menceritakan sebuah cerita fiksi atau nyata yang dibuat oleh seorang penulis yang dikemas secara pendek, singkat dan jelas.
Penggunaan citraan dan bahasa figuratif dalam cerpen hutan merah menarik penulis untuk menganalisis lebih dalam menggunakan kajian stilistika agar lebih memahami gagasan yang disampaikan pengarang melalui citraan dan bahasa figuratif.
Sinopsis singkat
Cerpen “Hutan Merah” karya Fauzia. A mengisahkan tentang keluarga gajah yang terjebak dalam kebakaran hutan yang pertama kali mereka alami, perjuangan mereka untuk menghindari kebakaran itu sia-sia setelah ada seekor induk gajak yang terjebak dalam kebakaran itu.
Citraan dalam cerpen Hutan Merah karya Fauzia. A
Cerpen “Hutan Merah” karya Fauzia merupakan salah satu cerpen yang didominasi oleh unsur citraan. Namun, yang menonjol adalah citraan penglihatan dan citraan pendengaran. Hal tersebut dapat dilihat pada penggalan cerita berikut:
Citraan pengelihatan
“Matahari bersinar terang di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnyapepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis”.
“Semuanya serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langityang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itusemakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertamakali mereka saksikan. Selama ini mereka tahu, langit selalu berwarna biru cerahdengan awan putih berarakan.”
Pada beberapa penggalan cerita di atas, pengarang menggunakan kata bersinar asap hitam tebal, neraka, menjalar dan beberapa kata yang mempunyai hubungan dengan indra penglihatan. Penggunaan citraan penglihatan di atas serta teks narasi yang mengandung perincian memberikan efek visual pengambaran cerita di imajinasi pembaca sehingga pembaca dapat dengan mudah membayangkan suasana, alur, latar cerita.
Citraan pendengaran
“Burung-burung berkicauseakan sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai berasdudengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutanlainnya”.
“Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Teo tiba-tiba saja datang sambilmemekik nyaring, “Hutan terbakar! Hutan terbakar!”.
Pada beberapa penggalan cerita di atas, pengarang menggunakan kata berkicau, bunyi riak, memekik nyaring dan teriak. Penggunaan citra pendengaran dapat merangsang emosional dari pembaca serta membantu pembaca untuk lebih meresapi suasana dalam sebuah cerita.
Artikel Terkait
Analisis Feminisme dalam Cerita Pendek "Perempuan yang Menulis di Dalam Bus" Karya Anton Kurnia
Representasi Perempuan dalam Novel "Kata" Karya Rintik Sedu: Pendekatan Sosiologi Sastra
Menelisik Kritik terhadap Penyalahgunaan Kekuasaan Pemuka Agama dalam Novel "Cantik Itu Luka"
Cermin Budaya dan Keadilan: Kisah Mengharukan dalam Film "Miracle in Cell No. 7" Versi Indonesia
Perbandingan Novel "Hati Suhita" Karya Khilma Anis dengan Film Adaptasinya dalam Perspektif Teori Sastra Bandingan
Konflik Batin Pada Lirik Lagu “Jungkir Balik” dari Maisha Kanna
Internalisasi Nilai Religius dalam Novel Kado Terbaik karya J.S. Khairen: Sebuah Analisis
Makna Lirik Lagu "Wirang" dari Denny Caknan: Melow, tapi Nekad