Gaya Bahasa Personifikasi
Gaya bahasa personifikasi merupakan gaya bahasa yang memberikan sifat manusia kepada yang bukan manusia.
Bun, aku masih tak mengerti banyak hal
Semuanya berenang di kepala
Pada penggalan lirik lagu di atas, Nadin menggunakan gaya bahasa personifikasi untuk memberikan perumpamaan kepada hal-hal yang bukan manusia, yaitu segala hal yang tidak ia ketahui seakan berenang dikepala yang berarti banyak yang ia belum mengerti dan itu masih terbayang-bayang di dalam pikirannya.
Gaya Bahasa Metafora
Gaya bahasa metafora merupakan gaya bahasa yang memakai perumpamaan untuk membandingkan dua hal yang bebeda.
Bun, kalau saat hancur, ku disayang
Apalagi saat ku jadi juara
Pada penggalan lirik lagu di atas, Nadin menggunakan gaya bahasa metafora untuk memberikan perumpaan kepada kata hancur yang bukan berarti dirinya hancur seperti berserakan, tetapi hancur dalam artian dirinya sedang dalam keadaan yang terpuruk.
Aku masih ada sampai di sini
Melihatmu kuat setengah mati
Pada penggalan lirik lagu di atas, Nadin menggunakan gaya bahasa metafora untuk memberikan perumpamaan kepada kata setengah mati yang bukan berarti seakan-akan akan mati, tetapi setengah mati dalam artian melihat seseorang yang bertahan dengan amat sangat kuat.
Penggunaan gaya bahasa yang dipilih nadin pada lirik lagunya terutama pada lagu bertaut tidak lain untuk memberikan kesan indah kepada para pendengarnya. Dengan alunan musik yang juga dibuat dengan sangat baik, membuat lagu-lagu nya menjadi sempurna untuk di dengar, sehingga dapat diterima dengan baik oleh telinga para pendengarnya.
Dengan begitu, tidak heran jika hingga saat ini lagu-lagu karya Nadin Amizah terus menerus
populer dan banyak di putar oleh orang-orang untuk menemani ketika sedang merasakan sesuatu yang relate dengan lagu-lagunya.
Artikel ini ditulis oleh Ali Muhammad Alfi, mahasiswa Universitas Pamulang
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Mengenal Salah Satu Seni Tradisional: Wayang Kulit dari Jawa Timur dalam Cerpen "Menjadi Seorang Dalang" Karya Nabilla Shafira
Putroe Neng: Mengupas Kisah Mitos dan Sejarah dalam Budaya Aceh
Mengetahui Makna Tersembunyi Tari Topeng dalam Cerpen Sepotong Garis Waktu Karya Najla ZR: Teori Semiotik Kode Gnomik Roland Barthes
Menggali Kedalaman Budaya dalam Novel “Bumi Manusia” Karya Pramoedya Ananta Toer: Pendekatan Antropologi Sastra
Nilai Moral Dalam Novel "Yang Fana Adalah Waktu" Karya Sapardi Djoko Darmono