KLIKANGGARAN -- Cerpen "Rumah Kawin" karya Zen Hae berlatar belakang tempat di daerah pinggiran bandara Soekarno-Hatta Kabupaten Tangerang.
Di daerah tersebut banyak bermukim orang Betawi serta keturunan Tionghoa yang sering juga disebut Cina Benteng.
Pada cerpen "Rumah Kawin" ini ditemukan adanya akulturasi budaya Betawi dengan Cina Benteng, dalam segi kesenian.
Menurut C.Kluckhon, dalam buku Antropologi Budaya (Arief:2021), kesenian merupakan salah satu dari unsur kebudayaan yang bersifat universal.
Unsur kesenian pada cerpen Rumah Kawin ini yaitu adanya ansambel musik tradisional Gambang Kromong, sebuah grup musik yang instrumennya terdiri dari alat musik Betawi dan Tionghoa.
Baca Juga: Pemda Lutra Keluarkan Edaran Larangan Bermain Game Daring di Lingkungan Sekolah
Dalam Gambang Kromong bukan hanya instrumennya saja yang bersatu padu, tetapi, para pemainnya juga merupakan campuran dari Orang Betawi dan Cina Benteng.
"Lagu Malam Terakhir baru saja berakhir dari mulut Gwat Nio dan Karna Suling" (Hal.47)
Kutipan di atas yang diambil dari cerpen Rumah Kawin, menunjukkan percampuran anggota ansambel Gambang Kromong. Gwat Nio merupakan nama dari keturunan Tionghoa, sedangkan Karna Suling, adalah nama orang Betawi yang diberi tambahan dibelakangnya, atau dalam budaya Betawi disebut 'nama poyokan'.
"Teh yan digesek, disusul gambang, kecrek, kendang, gong, dan suling. Susul-menyusul. Jalin-menjalin. Gwat Nio melantunkan suaranya yang garing melengking seperti suara burung titutit" (Hal.56)
Pada kutipan kedua ini, dijelaskan nama-nama alat musik dari ansambel Gambang Kromong.
Teh yan merupakan alat musik gesek tradisional berdawai yang berasal dari Cina, sedangkan gambang, kecrek, kendang, gong, dan suling adalah alat musik tradisional yang bisa dipakai oleh Orang Betawi.
Perpaduan alat-alat musik Cina dengan Betawi, yang juga dimainkan oleh keturunan Tinghoa dan Orang Betawi benar-benar melahirkan sebuah akulturasi budaya yang menarik. Zen Hae dalam cerpennya benar-benar mengajak kita masuk mengenal budaya Betawi dan Cina Benteng yang bersatu menjadi harmoni.
Baca Juga: Atas Putusnya Hubungan Ayu Ting Ting dan Lettu Fardhana, Nikita Mirzani Ungkap Siapa yang Salah
Artikel Terkait
Memahami Kehilangan dalam Cerpen ‘Karya PFid_ Esrt’ dengan Pendekatan Sosiologi Pengarang
Analisis Sosiologi Sastra dari Novel ‘Si Jamin dan Si Johan’: Nilai-Nilai Karakter dalam Masyarakat
Tidak Bisa Mengingat Nama Orang Menjadi Konflik Tokoh Serafin di Novel Unforgettable Memories Karya Queen Nakey
Isu Sosial dalam Cerpen Inem Karya Pramoedya Ananta Toer
Kemiskinan pada Novel Rudinmeter Karya Judjing The Norm
Konstruksi Gender dalam Novel 'Wanita Berkarir Surga' karya Felix Y. Siauw
Mengungkap Kekuatan Perempuan dalam novel Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi karya Eka Kurniawan