KLIKANGGARAN-- Film Ngeri-Ngeri Sedap yang disutradarai oleh Bene Dion Rajaguguk dan rilis pada tahun 2022 mengangkat tema kekeluargaan khas etnis Batak.
Latar tempat film Ngeri-Ngeri Sedap sangat menguatkan adanya Budaya orang Batak dimana Danau Toba dipilih untuk memperlihatkan suku Batak berada.
Film Ngeri-Ngeri Sedap sukses membawakan bahasa Batak yang natural tanpa adanya kesalahan intonasi dalam dialognya.
Kita melihat adanya adat istiadat khas orang Batak, seperti pesta adat sulang-sulang pahopu, anak pertama harus menikah sesama orang Batak, anak laki-laki paling kecil pewaris rumah, adat istiadat yang ditampilkan film tersebut menandakan khas orang Batak.
Baca Juga: Terbukti Lakukan Asusila di Belanda, Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dipecat!
Makanan khas orang Batak pun ditampilkan di film Ngeri-Ngeri sedap misalnya ada Mie Gomak dengan kuah rempat-rempah khas orang Batak, Sangsang daging yang dibumbui khas orang batak sampai bewarna hitam kecoklatan.
Soundtrack film pun menggunakan penyanyi orang Batak dengan lagu-lagu ciptaanya sangat menghayat hati Musik dan nyanyian khas Batak juga menambah nuansa budaya yang kental.
Film ini juga memperlihatkan berbagai alat-alat tradisional, cara bercocok tanam, teknik berburu, atau metode memasak yang khas dari daerah tertentu.
Dengan menampilkan peralatan dan teknologi tradisional, penonton dapat memahami bagaimana masyarakat setempat menjalani kehidupan sehari-hari mereka dengan kearifan lokal.
Baca Juga: Warga Kurang Mampu di Luwu Utara Terima Bantuan Pemasangan Listrik Gratis
Pekerjaan dan cara mencari nafkah masyarakat setempat, seperti pertanian, nelayan, atau kerajinan tangan, seringkali ditampilkan dalam film.
Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat beradaptasi dengan lingkungan mereka dan mencari nafkah melalui cara-cara tradisional yang telah diwariskan secara turun Keyakinan, upacara keagamaan, ritual, dan praktek kepercayaan yang dianut oleh masyarakat juga menjadi bagian penting dari film ini.
Adegan-adegan yang menampilkan doa, persembahan, atau festival keagamaan mencerminkan kehidupan spiritual masyarakat dan bagaimana mereka berhubungan dengan yang sakral.
Seni lokal seperti tarian, musik, seni rupa, atau kerajinan tangan yang khas dari daerah setempat sering kali ditampilkan dalam film.
Baca Juga: Kepala PLN Sebut Pemasangan Kabel Internet pada Tiang Listrik di Batang Hari Belum Ada Izinnya
Artikel Terkait
Analisis Nilai Antropologi dalam Novel 'Negeri 5 Menara' karya Ahmad Fuadi: Aspek Kehidupan Sosial, Budaya, dan Agama di Pesantren
Memahami Kekuatan Ekspresif dalam Novel 'Sepotong Senja untuk Pacarku' karya Seno Gumira Ajidarma: Melibatkan Emosi Pembaca
Mengungkap Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel 'Ayat-Ayat Cinta' Karya Habiburrahman El-Shirazy dalam Perspektif Psikoanalisis Freud
Membongkar Simbol: Analisis Semiotika dalam Novel ‘Pulang’ karya Leila S. Chudori
Analisis Novel 'Bumi Manusia' Karya Pramoedya Ananta Toer: Perspektif Sosiologis
Analisis Tokoh Utama Alif dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Tuturan Lewat Surat
Menulis Ulang Kesempurnaan: Analisis Feminis terhadap Novel Kamu Tidak Harus Sempurna karya Anastasia Satriyo.