Selain itu, film ini penuh dengan simbolisme yang berasal dari budaya jawa, yang membuat ceritanya lebih menarik dan memberikan makna yang lebih dalam tentang perjuangan kartini.
Misalnya, menggunakan kain batik dengan motif tertentu, dan bahasa jawa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari membuat film ini lebih asli dan memberi kesan bahwa mereka sedang melihat fragmen sejarah yang nyata.
Artikel ini ditulis oleh Bielqies Ayu Nahdya (Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang).
Artikel Terkait
Analisis Novel 'Bumi Manusia' Karya Pramoedya Ananta Toer: Perspektif Sosiologis
Analisis Tokoh Utama Alif dalam Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye: Tuturan Lewat Surat
Menulis Ulang Kesempurnaan: Analisis Feminis terhadap Novel Kamu Tidak Harus Sempurna karya Anastasia Satriyo.
Perlawanan Tokoh Dewi Ayu dalam Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan
Eksplorasi Antropologi dalam "Hafalan Shalat Delisa" Karya Tere Liye: Potret Kehidupan dan Kebudayaan Aceh