Dengan lapisan-lapisan kompleksnya, Bumi Manusia menjadi suatu pengalaman bacaan yang menggugah pikiran dan menggetarkan jiwa.
Novel ini tidak sekadar membongkar lapisan terdalamnya sendiri, melainkan juga membuka pintu bagi pembaca untuk membongkar lapisan terdalam dalam diri mereka sendiri.***
[Author: Lisa Tasya, Mahasiswa Universitas Pamulang]
Artikel Terkait
Gadis Kretek: Perbedaan Latar Pertemuan Jeng Yah dan Soeraja antara Novel dan Film
Aceh dan Lukisannya yang Berdarah: Sebuah Representasi Budaya
Pesugihan dalam Cerpen “Warung Penajem” Karya Ahmad Tohari
Menapaki Kekuatan Diri dan Spiritualitas dalam Cerpen 'Ada Tuhan' Karya Lianatasya
Tidak Hanya Perkastaan, Oka Rusmini Memperkenalkan Tradisi Masyarakat Bali Melalui Novel Kenanga
Perspektif Sosial dalam Novel Bumi Manusia melalui Lensa Sosiologi Sastra
Melihat Sistem Patriaki Budaya Jawa Melalui Novel Gadis Kretek Karya Ratih Kumala
Mengenal Budaya Jepang dalam Novel Gagal Menjadi Manusia Karangan Dazai Osamu, Nomor 3 Mirip Seperti Indonesia
Silariang: Film tentang Kawin Lari Menjadi Pilihan saat Tidak Mendapat Restu Orang Tua