Mengapa K.H. Said Aqil Siradj 'Diluruskan' Yenny Wahid? Kok Bisa Sih?

photo author
- Kamis, 28 Oktober 2021 | 19:37 WIB
Yenny Wahid turut serta dalam pembukaan Pameran Jogja International Disability Arts Biennale 2021, di Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta (Instagram/yennywahid)
Yenny Wahid turut serta dalam pembukaan Pameran Jogja International Disability Arts Biennale 2021, di Galeri R.J. Katamsi ISI Yogyakarta (Instagram/yennywahid)

KLIKANGGARAN-- Sebagaimana yang sudah disiarkan pada kanal YouTube NU Channel pada Minggu (17/10/21), dalam acara Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tegal, K.H. Said Aqil Siradj, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mengatakan bahwa semua permasalahan agama di Tegal harus dipegang oleh NU.

K.H. Said Aqil Siradj kala itu mengungkapkan pula bahwa jika bukan dipegang oleh NU, maka akan jadi salah.

Ungkapan K.H. Said Aqil Siradj tersebut jelas akan mengundang pro dan kontra dari berbagai pihak.

Beragam komentar pun dipastikan akan banyak bertebaran dari masyarakat, terutama warganet yang menyimak perkataan Said Aqil Siradj tersebut.

Baca Juga: PCR sebagai Syarat Perjalanan, Adakah Lonjakan Covid-19 Gelombang Tiga?

Mengutip pikiranrakyat.com, dalam artikel "Yenny Wahid Sentil Said Aqil Siradj yang Sebut Jabatan Agama Harus Dipegang NU", Yenny Wahid menanggapi pernyataan Said Aqil Siradj yang menyebut jabatan agama harus dipegang orang NU.

Menurut Yenny Wahid, Said Aqil Siradj berbicara seperti itu karena subjektivitas terhadap kelompoknya.

"Tentu semua orang punya subjektivitas. Kalau kelompok saya yang megang suatu posisi, pasti (dianggap) sudah paling benar," ucap Yenny Wahid dalam acara talk show yang tayang di kanal Youtube Karni Ilyas Club pada 27 Oktober 2021.

Baca Juga: Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar

Namun, Yenny Wahid mengingatkan sebaiknya pernyataan-pernyataan semacam itu dipikirkan terlebih dahulu sebelum dilontarkan ke publik.

"Apakah pernyataan ini boleh diungkapkan di muka publik? Nah, ini yang harus menjadi kehati-hatian," kata Yenny Wahid.

Terlepas dari itu, Yenny Wahid menilai, penunjukkan pejabat negara dari kalangan NU masih terbilang jarang sepanjang sejarah Indonesia.

Baca Juga: KPK Berikan Atensi pada 1474 Aset Tanah Pemkab OKI yang Belum Bersertifikat

"Kalau kita bicara soal orang NU memimpin, sebetulnya orang NU memimpin cuma 20 bulan. Sisanya selalu Muhammadiyah," kata Yenny Wahid.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X