Riset Ungkap Alasan Aplikasi Radio Berita Sepi Peminat di Indonesia dan Malaysia

Artinya, aplikasi radio lebih mudah diterima oleh kelompok pengguna yang suka atau senang mencoba hal baru, tertarik pada teknologi, dan ingin mengeksplorasi fitur-fitur digital.

Kelompok inilah yang paling mungkin jadi “champion users” untuk aplikasi radio.

3. Temuan Unik: “Tidak Nyaman dengan Teknologi” Justru Bisa Mendorong Penggunaan

Biasanya, discomfort dianggap penghambat teknologi. Tapi dalam riset ini, ketidaknyamanan justru punya pengaruh positif terhadap beberapa motivasi, termasuk hiburan dan kebiasaan.

Pembahasan
Sebagian pengguna mungkin merasa aplikasi radio bisa menjadi tempat “pelarian” yang mudah diakses ketika mereka tidak nyaman dengan teknologi lain yang lebih kompleks.

Fenomena ini sejalan dengan beberapa studi perilaku media yang menunjukkan bahwa media yang sederhana justru diminati ketika seseorang ingin hiburan tanpa beban kognitif.

Baca Juga: Bawa Harum Indonesia dengan Juara Asia Road Racing Championship AP 250, Fadillah Arbi Aditama Viral di Media Sosial, Siapa Sebenarnya?

4. Kekhawatiran Keamanan Hanya Berpengaruh pada Pencarian Informasi

Faktor insecurity, khawatir soal privasi dan keamanan data, ternyata tidak memengaruhi motivasi hiburan, mobilitas, atau sosial.
Namun ini berpengaruh negatif terhadap motivasi mencari informasi.

Pengguna tampaknya membutuhkan rasa aman lebih tinggi ketika aksesnya berkaitan dengan konten informasi, terutama berita.

5. Hambatan Terbesar: “Malas Download” Mengurangi Motivasi Mencari Informasi

Penelitian menemukan bahwa reluctance to download adalah penghambat penting, terutama bagi mereka yang menggunakan radio untuk memperoleh informasi.

Bagi penyiar radio, ini menjadi catatan serius:

Meski konten informatif jadi daya tarik utama radio, rasa enggan mengunduh aplikasi membuat audiens melewatkan platform digitalnya.

6. Implikasi untuk Industri Radio