Kombinasi dari faktor-faktor ini tampaknya memfasilitasi realisasi keamanan regional kolektif dan sistem kerja sama di Teluk. Uni Eropa, Rusia, Cina, dan Inggris menyambut baik gagasan sistem semacam itu di kawasan, sementara Qatar, Kuwait, Oman, dan Irak akan mendukung upaya semacam itu untuk memastikan perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan.
Jika pembicaraan Iran-Saudi saat ini berhasil, Dewan Kerjasama Teluk mungkin akan memperluas prismanya untuk bernegosiasi dengan lebih banyak negara di kawasan itu. Dengan asumsi bahwa AS tidak menghalangi upaya semacam itu, sistem keamanan kolektif di Teluk memiliki peluang sukses yang nyata.
Singkatnya, jika pembicaraan nuklir saat ini di Wina berhasil dan kesepakatan nuklir diterapkan kembali sepenuhnya, ini akan memberikan manfaat ekonomi yang menjadi hak Iran. Pemerintah baru di Iran kemudian akan memiliki insentif yang signifikan untuk mendorong maju dengan menyelesaikan masalah sengketa lainnya.
MAKI Sumsel Temukan Dugaan Proyek Fiktif Disperindag Musi Rawas Tahun 2020
Sistem kerja sama regional di Teluk akan menjadi tempat yang paling realistis, alami dan penting bagi Iran dan negara-negara tetangga untuk mulai bernegosiasi dan menyelesaikan masalah-masalah regional yang luar biasa. Ini akan membutuhkan Dewan Keamanan PBB untuk turun tangan, tetapi mengingat karakteristik yang mungkin dari pemerintahan Iran berikutnya, pakta kerja sama regional seperti itu memiliki peluang sukses yang nyata.
Artikel ini merupakan terjemahan dari “Iran elections: Could a conservative president solve Tehran's regional and nuclear issues?” yang ditulis oleh Seyed Hossein Mousavian dan dipublikasikan di MEE pada 16 Juni 2021, untuk membaca artikel aslinya: KLIK DI SINI