Berdasarkan sosialisasi yang diterima oleh guru-guru ditemukan bahwa guru-guru yang belum menerima sosialisasi Covid 19, ketidaksediaannya mengikuti Vaksinasi Covid 19 cenderung lebih besar. Sebanyak 14,38% guru yang belum menerima sosialisasi menyatakan ketidaksediaannya mengikuti Vaksinasi Covid 19. Sementara guru yang sudah menerima sosialisasi hanya 1,57% yang menyatakan ketidaksediaannya.
Alasan Guru Tidak Bersedia Divaksin
Sekitar 5 juta guru akan menjadi sasaran dari program ini dan direncanakan selesai bulan Juni 2021. Kick off vaksinasi guru sudah dilaksanakan sejak 24 Februari 2021. Namun, secara informal, di lapangan masih ada guru yang ragu-ragu bahkan menolak untuk divaksinasi.
Adapun alasan guru bersedia mengikuti vaksinasi Covid 19 karena ingin memiliki kekebalan tubuh terhadap penularan Virus Covid 19 sebanyak 79,43%. Berikutnya guru-guru berharap agar PTM dapat berjalan dengan aman jika dilaksanakan sebanyak 63,62%. Sebanyak 37,56% beralasan karena situasi penyebaran Covid 19 yang masih mengkhawatirkan, sebanyak 28,55% menyatakan karena tidak tahu kapan pandemi kapan akan berakhir dan sebanyak 17,58% yang menyatakan yakin dengan produk vaksinnya. Sisanya sebanyak 4,89% menyatakan karena takut diberikan sanksi atau hukuman dan sebanyak 0,63% karena ada paksaan dari atasan.
Sedangkan alasan guru tidak bersedia mengikuti Vaksinasi Covid 19 dikarenakan khawatir dengan efek samping dari Vaksinasi Covid 19 sebanyak 63,32% dan sebanyak 41,71% ragu dengan kualitas produk vaksin. Berikutnya beralasan memiliki penyakit bawaan (comorbid) sebanyak 25,13% dan karena pemberitaan negatif tentang vaksinasi di media sosial sebanyak 22,11%.
Ada juga yang menyatakan karena masih ada kemungkinan tertular Virus Covid 19 sebanyak 12,06% dan penyebaran virus Covid 19 yang tidak mengkhawatirkan pada wilayah guru yang bersangkutan sebanyak 10,55%. Sisanya menyatakan bahwa lebih baik ikut vaksinasi secara mandiri sebanyak 3,02% dan sebanyak 0,3% karena tidak takut terinfeksi virus Covid 19.
Rekomendasi
1. FSGI mendorong Kemdikbud, Dinas-dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan di Daerah untuk melakukan sosialisasi lebih massif Khususnya untuk Guru Jenjang SMA/SMK dan yang berusia dibawah 50 tahun agar mendukung program vaksinasi covid-19;
2. FSGI mendorong Materi Sosialisasi ditekankan pada Kualitas Vaksin dan Efek Sampingnya serta Jaminan Keberhasilan vaksin, karena guru-guru yang menolak vaksi meragukan kualitas vaksin dan mafaat bagi dirinya;
3. FSGI mendorong Pemerintah pusat dan daerah membuat program yang terencana dan prioritas kepada Guru dan terinformasikan dengan baik ke seluruh guru negeri maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia
4. FSGI mendorong pemerintah pusat dan daerah tidak menjadikan program Vaksinasi dasar untuk membuka sekolah, sebelum memastikan tersedianya prokes di sekolah, dan adanya jaminan bahwa ada SOP Protokol Kesehatan dapat dijalankan oleh semua warga sekolah. Jakarta, 17 Maret 202.
Diolah Oleh:
- Heru Purnomo, Sekjen FSGI.
- Fahriza Marta Tanjung, Wakil Sekjen.
- Mansur, Wakil Sekjen.
- Retno Listyarti, Dewan Pakar FSGI.