49,36% Guru Setuju Sekolah Tatap Muka Januari 2021 Dan 45,27% Guru Menolak: Survei FSGI

photo author
- Jumat, 1 Januari 2021 | 11:24 WIB
guru mengajar
guru mengajar


JAKARTA, Klikanggaran--Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) melakukan survey singkat dengan menggunakan aplikasi google form terkait persepsi para guru atas rencana pemerintah membuka sekolah pada Januari 2021. Survei dilakukan pada 19-22 Desember 2020.  Survei diikuti oleh 6.513 responden guru dari sejumlah provinsi, yaitu provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, D.I. Yogjakarta, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Jambi, NTB, NTT, Papua dan Papua Barat.


Baca juga: Rektor UNJ: Tantangan dan Peluang Pendidikan di Tahun 2021


Para guru dalam survey ini mengajar pada jenjang SMP/sederajat sebanyak 44,52%, yang mengajar jenjang SD/sederajat sebanyak 25,32%; yang mengajar jenjang SMA 15,35% dan jenjang SMK 14,60%, sedangkan sisanya 0,21% mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa). Adapun wilayah kerja responden mayoritas berada di Pulau Jawa (63,7%), sedangkan di luar Jawa hanya 36,3%).


Dari 6.513 responden guru, yang setuju sekolah tatap muka sebanyak 49,36% menyatakan setuju sekolah tatap muka di buka Januari 2021; namun sebenasr 45,27% tidak setuju dan yang menyatakan ragu-ragu sebesar 5,37%.


Jumlah responden yang menyatakan setuju sebanyak 3215 orang, adapun alasan yang dipilih responden yang setuju sekolah tatap muka dibuka Januari 2021, yaitu:


(1) Jenuh mengajar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebanyak 22%;


(2) Materi sulit/sangat sulit dan praktikum tidak bisa diberikan secara daring sebanyak 54%;


(3) Sebagian siswa yang diajar tidak memiliki alat daring, sehingga tidak mengikuti PJJ sebanyak 9,3%;


(4) Sinyal tidak stabil sehingga menjadi kendala PJJ sebanyak 5,8%


(5) Lainnya sebanyak 8,9%. Yang mengisi lainnya antara lain menyebutkan bahwa wilayah responden menjar merupakan wilayah kepulauan yang masuk zona hijau/kuning.


“Para guru merasakan bahwa peserta didiknya pasti mengalami kesulitan untuk mengerjakan matei pelajaran dengan tingkat kesulitan tinggi, karena materi seperti itu tidak optimal diberikan secara daring, tetapi harus melalui pembelajaran tatap muka, minimal seminggu sekali,” ujar Mansur, Wakil Sekjen FSGI.


Jumlah responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 2948 orang. Adapun alasan responden yang menyatakan tidak setuju sekolah tatap muka di buka pada Januari 2021, yaitu:


(1) Kasus covid 19 masih tinggi sebesar 40,70%;


(2) Khawatir tertular covid 19 di sekolah sebesar 27,74%

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X