Jakarta,Klikanggaran.com - Ketika Presiden Jokowi mendengungkan terus-terusan unicorn, karpet merah investasi, dan sejenisnya sejak kampanye, saya sudah menduga bakal ada agenda bisnis di balik itu. Makanya saya angkat radar begitu Kartu Prakerja diluncurkan 12 April 2020 yang pada akhirnya menukik ke dugaan korupsi komponen biaya pelatihan berupa jual beli video Rp5,6 triliun.
Arahnya memang karpet merah buat investor digital kakap yang bersemayam di startup-startup
Di PMK itu diatur mengenai salah satu bentuk investasi pemerintah yakni investasi langsung berupa pemberian pinjaman kepada startup (Pasal 59 ayat 2 huruf b). Selain itu investasi berupa saham yang dapat dilakukan pada saham yang tidak tercatat dan/atau tidak diperdagangkan di bursa efek (Pasal 45 ayat 3). Eksekutornya Manajer Investasi (MI) yang disupervisi Komite Investasi Pemerintah (KIP).
Kelihatannya langkah itu menerbitkan harapan bagi startup-startup
Ini soal dominasi kekuasaan politik dan bisnis.
Bisnis digital sudah ‘selesai’. Lihat berita keputusan investasi Facebook dan PayPal di Gojek. Berarti di dalam Gojek sekarang hampir semua raksasa berkumpul. Crunchbase mendatanya sbb: WhatsApp, PayPal, VISA, Mitsubishi, Pegasus Tech Ventures, PT Astra International Tbk, Google, Tencent Holding. Mereka juga kuasai permodalan sejumlah media mainstream tanah air.
Mana tahan.
Techcrunch menulis pendanaan Gojek sampai Serie F mencapai lebih dari US$3 miliar (Rp42 triliun). Berapa pasukan mitra driver Gojek (sisi bisnis transportasinya
Arahnya ke mana lagi, bisa kita baca dari pernyataan Matt Idema, COO WhatsApp: bisnis pembayaran digital (digital payments). Mereka tergiur melihat besarnya market Indonesia yang sebagian besar adalah unbanked population (masih masyarakat tunai). Mereka butuh mitra lokal dan Gojek dengan klaim akses ke 170 juta pelanggan se-ASEAN itu menarik minat mereka.
Masyarakat biasa jelas sulit untuk masuk ekosistem raksasa itu sebagai pengendali. Paling mungkin hanya berjualan di lapak online (mitra GoFood) atau menjadi mitra driver.
Saya melihat alih-alih cenderung ke arah pembangunan pertanian dan kelautan sebagai kekuatan kita yang nyata, Presiden Jokowi agaknya menggemari digital-digital
Saya lihat itu juga di Tapera. Payung PP 25/2020 terbit pada saat korona begini.
Para pekerja dan pekerja mandiri harus (karena ada sanksi administratifny
Lalu pemupukan Dana Tapera. Diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi oleh MI berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Kemudian pemanfaatan Dana Tapera. Ini yang katanya buat pembiayaan pembelian rumah atau renovasi.