Jakarta,Klikanggaran.com - Sejak awal saya sudah siap menghadapi kenyataan kritik terhadap anggaran Rp5,6 triliun untuk membeli video pelatihan Kartu Prakerja bakal direspons pemerintah dengan masuk kuping kiri keluar kuping kanan.
Itu biasa terjadi dan sering saya alami dalam suatu isu yang patut diduga kental perkawinan kepentingan bisnis dan politiknya.
Apalagi kuenya jumbo. Anggarannya hampir sebesar total insentif tenaga medis COVID-19 (Rp5,9 triliun) yang sejak 3 bulan lalu dijanjikan Presiden Jokowi tapi belum dibayarkan hingga sekarang. Bahkan lebih besar dari utang yang kemarin disetujui Bank Dunia untuk program Indonesia COVID-19 Emergency Response sebesar Rp3,6 triliun.
Evaluasi yang katanya sedang dilakukan, dugaan saya tidak akan mengubah model jualan video pelatihan dalam program Kartu Prakerja.
Gelagatnya mudah dibaca. Jelang gelombang 4 dibuka, tampilah Bencoolen Coffee dengan tawaran pelatihan 10.000 barista merdeka dan usaha kopi pemula melalui Kartu Prakerja. Sampai dijanjikan akses permodalan, yang diklaim hal itu membedakan dia dengan jenis pelatihan Prakerja lainnya. Kelihatannya ada persaingan ketat di antara vendor pelatihan.
Orang-orang itu (termasuk Manajemen Pelaksana) macam hidup di Merkurius, seperti tidak peduli apa kata KPPU, Ombudsman, BPK, KPK tentang Kartu Prakerja, yang berpotensi jadi perkara hukum. Semacam tidak dengar juga kritik dari publik.
Ya, kopi adalah satu hal, sementara membeli video/
Mengapa kopi dimajukan? Mungkin karena tahu Presiden Jokowi terobsesi barista (kopi), selain coding, programming, dan chef.
Namun sejak tahun lalu kopi memang trending di kalangan startup. Bahasa kerennya revolusi kopi gelombang ketiga.
Pemainnya seperti Kopi Tuku (di Cipete yang dikunjungi Presiden), Kopi Kenangan, Fore Coffee (yang gerainya banyak tutup sekarang), Janji Jiwa... Bencoolen Coffee (PT Cybers Global indonesia) sama saja, bisnis juga: cari pelanggan, kejar transaksi, ambil untung.
Nanti bisa jadi ada yang pinjami modal, pakai fintech, catut bunga; telat bayar, debt collector bangun tenda depan pagar. Lagu lama.
Kenapa bisa trending, karena di belakang startup itu ada pemodal besarnya melalui para venture capitalist. Dikutip dari techinasia, Sequoia India, Jaz-Z, dan Serena Williams suntik US$20 juta ke Kopi Kenangan (Seri A) dan Seri B senilai US$109 juta (sekitar Rp1,6 triliun); East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Insignia Ventures, Ageeti Venture Capital masuk US$8,5 juta ke Fore Coffee...
Obsesinya mau sekondang Luckin Coffee Inc. (NASDAQ: LK) dan Starbucks Corporation (NASDAQ: SBUX). Atau The Coffee Bean & Tea Leaf.
Dari mana venture capitalist itu dapat uang, ya dari orang/badan kaya raya, Limited Partners (LP) mereka: konglomerat, sindikasi perusahaan, konsorsium, dana pensiun... Mereka makelar juga, dapat management fee dan komisi 20%-30% kalau deal (exit).