Bersatu Lawan Covid-19

photo author
- Sabtu, 21 Maret 2020 | 20:10 WIB
IMG_20200321_200501
IMG_20200321_200501


Setelah diumumkannya oleh Chinese Center for Disease Control and Prevention bahwa ditemukan coronavirus baru (SARS-CoV-2), sebagai penyebab penyakit pernafasan yang sedang diderita oleh banyak umat manusia di dunia yang dimulai dari Wuhan, China., dipenghujung tahun 2019 lalu hingga sekarang ini penyebarannya semakin mengganas.


Coronavirus baru tersebut yang diberi nama Coronavirus Disease 2019 (Covid 19) kecepatan penyebarannya sangat massif dan sporadik, namun meluas. bahkan World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global


Virus semakin menyebar hingga menimbulkan kegemparan, Sehingga tidak ada negara dibelahan bumi manapun tidak disasar oleh Covid 19 tersebut. Geraknya yang cepat dan mematikan membuat respon banyak negara mengeluarkan kebijakan redikal.


Beragam kebijakan diambil sebagai bentuk kedaruratan suatu negara menghadapi bahaya Covid 19, di mulai dari social distancing, travel ban, state of emergency sampai dengan lockdown. Semua kebijakan tersebut ditempuh oleh pemerintah di banyak negara sebagai langkah mengantisipasi meluasnya penyebaran virus corona, tidak terkecuali Indonesia.


Dampak Covid 19


Dalam memasuki catur wulan pertama Covid 19 kondisi dunia semakin parah, penyebarannya semakin tidak terkendali. Jika diilustrasikan ke dalam cerita,  kondisi dunia saat ini sudah laik dikatakan persis seperti film-film hollywood.


Sebut saja Contagion, Resident Evil, World War Z dan, atau The Flu yang benderang menceritakan wabah virus mirip corona melanda China dan Indonesia. Film-film fiktif yang dirilis pada tahun-tahun belakang tersebut seakan menceritakan sebuah kenyataan pada masa kini.


Di mana dalam adegan-adegannya memberitakan keperihatinan, keterputusasaan, dan ketakutan. Banyak kota-kota dibuat mati karenanya, aktifitas perekonomian lumpuh total, penjarahan dimana-mana, siapapun warga yang ingin berkumpul walauhalnya untuk melakukan periberibadatan, sudah tidak ada keberanian, karena virus begitu cepat menular dan mematikan.  Virus yang menyebar dari manusia ke manusia dimaksud, membuat banyak warga memilih mengisolasi diri.


Nampak nyata, dampak yang diakibatkan dari Covid 19. Pasca satu minggu saja pemerintahan Jokowi-Amin meliburkan sekolah dan merumahkan aparatur sipil negara, inflasi ekonomi sudah mengkhwatirkan; nilai tukar rupiah melemah, pasar saham anjlok, harga bahan pokok merangkak naik, suplay bahan pokok terhambat dan produksi menurun.


Belum lagi watak kapitalistik, dalam kondisi darurat masih mengambil utung-rugi demi mengakumalasi modal. Selain itu, kepanikan massa, dari aksi memborong (panic buying) hingga menimbun barang sebagaimana dialami banyak negara sebagai ekses psikis penyebaran virus corona.


Demikian bahaya laten Covid 19. Sekali lagi, ini masih catur wulan pertama. Namun fluktuasi virus corona masih terus mengalami peningkatan, artinya jika tidak cepat tertanggulangi ekses bahaya latennya akan semakin membesar dan meluas


Secara grafik, penularan Covid 19 belum mengalami puncaknya, sebagaimana dalam New York Times, pekan lalu menurunkan tulisan Worst-Case Estimate for Coronavirus Deaths.


Dalam tulisannya memuat hasil pertemuan 50 ahli pandemik internasional dari berbagai universitas dan negara. Mereka berkumpul membuat suatu kajian berdasarkan data dan fakta – kecepatan penyebarana – dan asumsi tidak ada perubahan penangan yang berarti, maka 50 – 70 persen populasi dunia akan terpapar virus corona dan 1 persennya akan mati.


Tulisan yang cukup menyentak dan mengentarkan jagat raya, jika teori ini teraplikasikan di dalam Indonesia maka dengan tolal lebih kurang 250 juta warga negara Indonesia, artinya 125 juta warga akan terpapar virus corona. dan sekitar 1,25 juta jiwa warga menjadi korban kematian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X