Klikanggaran.com (05-08-2019) - Tanggal 13 Febuari 2008 berlangsung peristiwa penting di Australia. Melalui pidato Perdana Menteri Kevin Michael Rudd, di hadapan sidang Parlemen, pemerintah Australia secara secara resmi meminta maaf.
Ujar Kevin, kami meminta maaf kepada Generasi yang Hilang. Ialah sesama warga Australia dari suku Aborigin.
“Kepada anak-anak aborigin yang dipisahkan paksa dari orang tuanya, kami meminta maaf. Kepada orang tua, kakak dan adik, serta keluarga dari generasi yang hilang, kami meminta maaf. Kepada yang terkena pahit dan getir kebijakan pemerintah Australia yang salah, kami meminta maaf.”
Sekitar 60 tahun kebijakan “Half Caste” itu diterapkan, sejak tahun 1905 hingga 1967. Di era itu, anak dari kawin campur antara kulit putih dan suku aborigin dianggap ancaman bagi kemurnian peradaban kulit putih. Anak itu disebut Half Caste,” blasteran, campuran.
Mereka tak boleh berkembang biak menjadi sebuah suku tersendiri. Keberadaan mereka akan mengaburkan identitas kulit putih. Anak blasteran itu memang berasal dari darah kulit putih. Namun, ada darah aborigin juga, yang dianggap mengotorinya.
Bagaimana mencegahnya? Anak-anak blasteran itu sedini mungkin, harus dipisahkan dari orang tuanya. Umumnya mereka hidup dengan ibu atau keluarga Aborigin.
Tak apa anak-anak itu dibawa paksa. Hukum membolehkan petugas menggunakan kekerasan jika diperlukan.
Lalu, mereka dikarantina. Anak-anak blasteran itu perlu dididik untuk menjadi murni kulit putih kembali. Mereka harus dilatih kembali dalam agama, gaya hidup, dan keyakinan umumnya kulit putih.
Sepanjang 60 tahun itu, sekitar 100 ribu anak anak aborigin sejak usia 3 dan 4 tahun diambil paksa dari komunitas.
Kini seratus tahun setelah kebijakan itu diterapkan, pemerintah Australia menyadari. Betapa salahnya kebijakan itu. Secara resmi dan terbuka, pemerintah meminta maaf.
-000-
Saya berkunjung ke Australia, Canbera, di tahun 2013. Dalam Museum Nasional Australia (Australia National Museum, ANM), terdapat ruang khusus suku Aborigin.
Soal Generasi Yang Hilang disajikan juga di sana. Ada beberapa studi kasus, “half caste” yang kini hidup sukses. Misalnya, kisah John Moroarty. Ia lahir tahun 1938. Ketika bocah, ia diambil begitu saja dari keluarga Aborigin. Ia dikarantina.
Ia sukses. Tahun 1960, ia terpilih sebagai team sepak bola nasional Australia. Tahun 1970, ia menjadi suku aborigin pertama yang lulus S1, di Adelaide University. Jenjang pendidikan formalnya terus meningkat. Di tahun 2001, ia mendapat medal kehormatan dari Flinders University.