Jeff Bezos: Pedagang Buku yang Menjadi Manusia Terkaya dalam Sejarah Modern

photo author
- Selasa, 30 Juli 2019 | 18:00 WIB
bezos
bezos

Itu masa ketika saya harus menghemat bahkan untuk membeli buku. Paling saya hanya membeli satu sampai dua buku. Namun saya sempatkan membaca cepat bab pengantar dan bab kesimpulan belasan buku. Jika sudah lelah berdiri, saya duduk di kafe. Kemudian berdiri lagi untuk membaca cepat secara gratis.


Itulah akal mahasiswa yang kere namun kehendak membaca buku baru begitu besar.


Saya menjadi pengunjung dan pembeli buku yang setia di Barnes and Nobles. Godaan membeli buku online gaya Amazon semakin sering datang. Terdengar pula datangnya Kindle yang disediakan Amazon. Kabarnya kita bisa membeli dan membaca buku online dengan asyik sekali.


Tapi semua belanja buku online itu tak mengganggu habit saya. Tetap setia saya datang ke toko buku. Membeli bahkan membaca buku di sana.


Saya mulai beralih ke Amazon ketika banyak buku yang saya cari tak ada di toko buku Barnes and Nobles. Tak ada pula di Kino Kuniya. Jika di Jakarta, tak ada pula di Gramedia atau Gunung Agung. Buku itu justru ada diĀ  toko online Amazon.


Saya pun mulai menjadi pembaca buku Amazon. Saya kadang membeli buku fisiknya secara online. Tapi lebih sering saya membeli buku kindle, e-book, yang bisa dibaca online.


Dan kini Amazon penjual buku online berevolusi menjadi super raksasa. Ia mengantarkan pemiliknya menjadi manusia terkaya. Total kekayaan di atas 100 milyar dollar AS. Dalam kurs rupiah, itu sama dengan di atas 1400 trilyun rupiah.


-000-


Bagaimana cara Jeef Bezos tumbuh mengangumkan?


Bukan Jeff Bezos penemu shopping online tapi Michael Aldrich di tahun 1979. Namun berbeda dengan Michael Aldrich sang penemu dan entrepreneur lain, Bezoz yang paling mampu memanfaatkan inovasi bisnis dari shopping online.


Ia selalu mencari cara baru untuk lebih memuaskan konsumen. Ini yang membuat Amazon akhirnya mengalahkan raksasa toko buku lain, termasuk Barnes and Noble. Bahkan untuk aneka penjualan, Amzon mrngalahkan super raksasa Wallmart.


Data di tahun 2018 menunjuk itu. Dari 807 milyar dollar penjualan buku di AS, sebanyak 42 persen membeli dari Amazon. Ribuan toko buku lain, online dan offline kebagian hanya 58 persen. Bahkan untuk pembelian e-book, dari 560 milyar dollar, 89 persen berasal dari Amazon.


Tak hanya buku, jenis produk lain, Amazon juga dominan. Untuk penjualan toys dan hobi, musik dan video, consumer elektronik, office dan equipment, porsi pasar yang diraih Amazon di atas 51 persen. Bahkan untuk jenis bisnis dengan pola membership, Amazon memperoleh member sebanyak 100 juta. Ia hanya kalah sedikit dari Neflix yang memang bisnisnya bergantung dari membership.


Bezoz sejak awal memperluas jangkauan. Sekali ia menguasai hal ihwal shopping online, maka segala hal ia sediakan. Awalnya memang, Bezos hanya fokus jual buku saja. Perlahan, ia juga menjual musik melalui CD dan video. Ia juga mulai menjual fashion, alat elektronik, obat, mainan anak- anak. Bahkan ia juga menjual grocery.


Tak cukup hanya menjual produk, Bezos juga mengakuisisi produser langsung produk itu. Sejak tahun 1998 hingga tahun 2019, Bezos sudah mengakuisisi 98 perusahaan. Itu mulai dari jenis usaha buku online hingga usaha makanan, dari perusahaan robot hingga usaha apotik, dari usaha retail hingga Washington Post, dari jasa keuangan hingga film distributor.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X