Menjadi Pemuda yang Benar-Benar Pemuda
Sebuah pepatah lama mengatakan, "Pemuda kemarin adalah pemimpin hari ini dan pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan". Ini berarti bahwa baik buruknya negeri ini ke depan tergantung bagaimana kondisi pemuda kita pada hari ini. Tahun 2020-2030 mendatang akan menjadi tahun di mana pemuda akan sangat menentukan nasib bangsa ini ke depan. Mengapa tidak? Karena pada tahun-tahun itu Indonesia akan mengalami yang dinamakan dengan "bonus demografi", di mana saat itu mayoritas atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia adalah para kaum-kaum muda produktif. Karenanya jika hari ini pemudanya tidak memiliki bekal kepemudaan yang "sebenar-benarnya pemuda", boleh jadi ke depan bangsa ini akan semakin terpuruk atau bahkan "hancur lebur" jadinya.
Lantas pemuda yang bagaimanakah yang "sebenar-benarnya pemuda" itu? Setidaknya ada tiga poin umum ciri seorang pemuda yang terkategorikan ke dalam ciri seorang pemuda yang "sebenar-benarnya pemuda" dan sekaligus menjadi pembeda antara pemuda dan orang tua.
Pertama, pemuda itu penuh akan gelora semangat. Yang menjadi pembeda antara golongan tua dan golongan muda adalah semangat juang yang ada. Jika orang tua semangat juangnya sudah mulai lusuh dan luntur, maka pemuda adalah yang memiliki semangat juang yang tak pernah padam.
Kedua, pemuda itu penuh akan sense of critique. Orang tua biasanya jiwa kritisnya sudah mulai menghilang dan memudar, sedangkan para pemuda tiada henti-hentinya peduli dengan kondisi sekitar dengan jiwa kritisnya. Hati nuraninya tergerak ketika melihat kebatilan merajalela disekitarnya. Ia selalu tak tenang jika melihat das sein (realita) tidak sesuai dengan das sollen (idealita).
Ketiga, pemuda itu penuh akan narasi-narasi masa depan. Jika para orang tua senang membicarakan tentang kisah-kisah masa lalu, maka pemuda adalah ia yang senantiasa selalu membicarakan tentang masa depan dan apa yang akan dilakukan ke depan. Pemuda sejatinya senantiasa selalu bergerak secara progresif. Membangun ide-ide serta gagasan secara masif. Mencuatkan narasi-narasi perubahan secara spontan menggelora, namun tetap bijaksana nan arif.
Pemuda Indonesia, mari bersama-sama kita renungkan dan jadikan refleksi diri momentum yang penuh sejarah ini. Jangan sampai ia hanya habis menjadi kisah yang tercetak hanya dalam buku-buku sejarah, namun resapilah setiap makna yang terkandung di dalamnya dan gelorakanlah ruh kepemudaannya, karena negeri ini membutuhkan kita para Pemuda!
Hidup Pemuda Indonesia!
Jayalah Negeriku Tercinta!