3) Polemik ketiga: bentuk wacana secara keseluruhan
Di sinilah dengan menggunakan metode Fairclough, konsep ideologi mulai memasuki ranah analisis. Konsep ideologi yang ditanamkan dalam teks memiliki dua jenis yang bertolak belakang: positif dan negatif. Secara positif, ideologi dipersepsi sebagai suatu pandangan dunia yang menyatakan nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Adapun secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial. Tampaknya, Ahok ingin mengatakan bahwa ideologi yang selama ini dipegang oleh umat Islam untuk tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin adalah suatu kepalsuan yang memutarbalikkan pemahaman masyarakat atas tafsir kitab suci.
Hal ini terlihat dalam struktur formal teks dalam bentuk klausa, kalimat, atau dalam bentuk argumen. Perhatikanlah klausa-klausa yang Ahok nyatakan sebagai berikut:
1. Dibohongin pake surat Al Maidah ayat 51
2. Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak pilih saya (Ahok), ya kan
3. takut masuk neraka'
4. dibodohin gitu ya
Data-data di atas menunjukkan banyaknya unsur yang menggiring pendengar untuk turut serta mengakui bahwa kepercayaan yang selama ini dipegang masyarakat muslim adalah salah, tidak hanya dari klausa dibohongin pake surat Al-Maidah 51, tetapi data 2 hingga 4 pun menjadi dasar yang sama atas konsep ideologi yang tertanam dalam wacana Ahok. Ia berkata bahwa ada suatu hal yang tidak benar (dibohongin), berargumentasi dengan data 2 bahwa lawan politik yang menggunakan ayat suci tidak bisa dipercaya, menyatakan ekspresinya bahwa ada yang tidak rasional (data 3), dan pemberian majas ironi dengan menekankan diksi dibodohin yang muncul setelah diksi dibohongin dengan pengacuan terhadap ayat suci (data 4).
Oleh karena itu, sebenarnya tanpa harus berjibaku dengan ilmu tafsir mengenai Al-Maidah 51, karena toh penulis tidak memiliki kapasitas dalam menjelaskannya, kalimat Ahok tersebut memang sudah melecehkan akibat konsep ideologi yang ia tawarkan. Hal ini jelas berpengaruh fatal terhadap konteks situasional yang terdapat di Indonesia sebagai negara bermayoritas muslim yang tentu saja memiliki pengalaman dan representasi positif terhadap Al-Quran.