Literasi dan Gemar Membaca

- Sabtu, 10 September 2016 | 22:53 WIB
images_berita_Ags16_1-baca
images_berita_Ags16_1-baca

 

Sebuah hasil sensus menegaskan bahwa membaca dan menulis belum menjadi budaya bangsa kita. Masyarakat lebih suka menonton atau mendengar dibandingkan membaca, apalagi menulis. Hal ini seperti diaminkan oleh kondisi perpustakaan yang sepertinya masih merupakan tempat yang kurang menarik bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Dan, kalau pun pada satu dua wilayah ditempati oleh mereka yang gemar membaca, mereka akan berhadapan dengan minimnya fasilitas, terutama perpustakaan yang memadai.

 

Data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Terutama jika kita melihat perbedaan budaya membaca di kalangan pelajar saat ini. Rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Tragedi tersebut telah menciptakan kondisi yang memprihatinkan di negara kita, yaitu generasi yang tidak membaca satu pun buku dalam satu tahun, generasi yang rabun membaca, atau generasi yang lumpuh menulis.

Berbicara tentang gemar membaca sama halnya dengan berbicara tentang bagaimana menumbuhkan kegemaran membaca itu sendiri. Gemar membaca tidak selalu harus membaca buku ilmiah, koran, atau buku ensiklopedi, walaupun hal itu bisa menjadi pilihan buku yang wajib dibaca, setidaknya satu buku pada setiap bulan. Perlu disadari, kecerdasan seseorang dapat dilihat dari sebanyak apakah buku yang dia baca. Begitu juga suatu bangsa, dapat kita ketahui kemajuannya dengan melihat sejauh mana budaya literasinya.

Sebagai bahan acuan, mungkin kita perlu tahu sedikit tentang salah satu perpustakaan unik ini. Karena di sini, konon pengunjung akan merasakan atmosfir membaca yang begitu kuat, sehingga tidak akan membiarkan pengunjung keluar tanpa perasaan bersalah jika tidak membaca buku.

-

(Seattle Central Public Library. Sumber jaymarc)

Seattle Central Public Library, adalah salah satu contoh bukti bahwa kita sudah tertinggal sangat jauh. Betapa di luar sana perpustakaan menjadi tempat favorit, tempat penting, dan tempat yang diperhatikan secara khusus, baik dari sisi tampilan dan tentu saja, anggaran. Dikutip dari CNN iReport, di Amerika Serikat animo masyarakat maupun wisatawan mengunjungi perpustakaan masih merupakan hal yang menggembirakan. Data terbaru pada tahun 2013 yang ditemukan oleh Pew Research Center mengungkapkan, 94% masyarakat berpendapat, memiliki perpustakaan umum di daerahnya menunjukkan kualitas hidup dalam bermasyarakat.

Seattle Central Library adalah sebuah bangunan yang memiliki 11 lantai dengan tinggi 56m. Terletak di Downtown Seattle, Washington, Amerika Serikat, bangunan yang terbuat dari kaca dan besi ini dibuka pada tanggal 23 Mei 2004. The Seattle Central Library memiliki luas 33.700m2, didesain oleh Remment Lucas ‘Rem’ Koolhaas, arsitek Belanda yang lahir pada 17 November 1944. Dia menggabungkan konsep futuristik dengan fungsi dari perpustakaan itu sendiri. Konsepnya adalah penciptaan kembali perpustakaan sebagai jalur akses informasi melalui berbagai media sesuai dengan perkembangan zaman.

The Seattle Central Library dengan bangunannya yang unik, tidak biasa, tapi modern, tidak hanya untuk pecinta buku, namun juga untuk wisatawan. Setidaknya ada 2 juta wisatawan yang melancong ke perpustakaan yang sepenuhnya dibalut kaca, dengan gaya bangunan tidak beraturan dan tumpang tindih ini.

Perpustakaan ini juga membuka tur keliling bangunan, menengok bagian-bagian di dalam gedung dan juga mengintip koleksi buku yang mereka miliki. Jenis buku disatukan di area masing-masing, Anda bisa duduk nyaman membaca di area yang memang Anda suka. Satu pemandangan biasa jika ada pameran seni atau launching buku di Perpustakaan Pusat Seattle ini. Tentu Anda bisa berfantasi, apa saja yang bisa Anda lakukan di perpustakaan umum hasil rancangan Rem Koolhaas ini.

 

Halaman:

Editor: Kit Rose

Tags

Terkini

Kata Tukang dan Mesin Fotokopi Xerox

Jumat, 17 Februari 2023 | 20:58 WIB

Udang Mufidah Jusuf Kalla

Senin, 13 Februari 2023 | 13:28 WIB

FKDT Cilacap Menjelang Muscab

Jumat, 27 Januari 2023 | 07:12 WIB

Shakira dan Twingo

Senin, 16 Januari 2023 | 20:24 WIB

Arloji dan Tukang Service

Sabtu, 14 Januari 2023 | 20:03 WIB
X