Pavillion LNG tidak punya sumber pasokan yang tetap saat ini, yang bisa dijual kepada pihak lain di luar Singapura. Oleh karena itu, HoA ini pastilah akan dipakai oleh mereka untuk mencari supplier LNG di dunia ini, termasuk dari Pertamina Bontang dan BP Tangguh. Artinya, pengusaha Singapore cerdik, menggunakan kebodohan negara yang kaya sumber daya alamnya, tapi salah dalam mengelolanya.
Konon, saat ini Pertamina sedang pusing tujuh keliling mencari pembeli LNG. PLN yang diharapkan bisa dijadikan pembeli LNG hasil produksi Bontang tidak pernah progresif dalam melakukan pembahasan kontrak. Sehingga relatif tidak ada progres sama sekali pembahasan pembelian LNG dari Bontang.
Inilah kisah sedih yang dialami dunia LNG di Indonesia. Cerita ini tidak jauh berbeda dari kisah bisnis BBM yang semula Indonesia gagah perkasa menjadi negara net eksportir. Selanjutnya menjadi 'net importir’ untuk minyak mentah dan BBM.
Sehingga saya, dengan adanya kasus ini, mengingatkan pesan leluhur saya, "Bangsa yang Tidak bisa mensyukuri nikmat berupa sumber daya alam yang melimpah dari Allah SWT, maka sumber daya alam itu akan menjadi kutukan bagi bangsa tersebut.
Demikian dari Klikanggaran.com di Jakarta, disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, Selasa (12/9/2017).